Kamis, 03 September 2009

Batu

Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.

Seringkali kita ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi persoalan kita sekarang. Karena belum tentu sebesar yang kita takutkan, dan belum tentu sesulit yang kita bayangkan.

Lepaskan

Suatu hari, seorang anak kecil sedang bermain-main dengan sebuah vas bunga yang sangat mahal. Ia memasukkan tangannya ke dalam vas bunga dan ..ops.. tidak dapat menariknya keluar kembali. Ia mulai menangis dan menarik perhatian ayahnya. Sang ayah mencoba membantu sekuat tenaga menarik tangan anaknya dari vas bunga, namun gagal. Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya mereka berpikir untuk memecahkan saja vas bunga mahal itu. Tapi tiba-tiba, sang ayah mendapat ide, "Nah begini saja anakku, kita coba sekali lagi. Lepaskan genggaman tanganmu yang ada di dalam vas itu. Luruskan telapak tanganmu seperti ini, " kata sang ayah sambil menunjukkan telapak tangannya. "Lalu ..hopla..tariklah keluar."

Mendengar itu si anak malah merengek yang membuat sang ayah keheranan. Katanya, "Nggak bisa yah! Aku nggak bisa melepaskan genggamanku karena nanti uang receh yang aku pegang ini bisa terlepas lagi."

Pojok Renungan: Senyum dong! Bukankah banyak dari kita yang bertingkah seperti anak kecil tadi. Begitu sibuk menggenggam sesuatu yang tak begitu berharga namun rela mengorbankan kebebasan kita. Sekiranya kita dapat segera melepaskan hal-hal sepele dari hati dan pikiran kita, Akan terbentanglah jalan yang selama ini tertutup di mana kedamaian menjadi istananya dan kesuksesan bertahta disana.

Lepaskan....... Biarkan mereka pergi.....

Jumat, 28 Agustus 2009

The Wisdom of Humor - 4

SOPIR TAKSI BARU
Seorang sopir taxi sedang membawa penumpangnya. Setelah berjalan sekian lama, penumpang menepuk pundak sopir taksi untuk menanyakan sesuatu. Reaksinya sungguh tak terduga. Sopir taksi begitu terkejutnya sampai tak sengaja menginjak gas lebih dalam dan hampir saja menabrak mobil lain. Akhirnya ia bisa menguasai kemudi dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Sopir taxi : "Tolong, jangan sekali-sekali melakukan itu lagi," (kata sopir taksi, dengan wajah pucat dan menahan marah.)
Penumpang: "Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan. Saya tidak mengira kalau menyentuh pundak saja bisa begitu mengejutkan Bapak."
Sopir taksi: "Persoalannya begini, ini hari pertama saya jadi sopir taksi. Bapak juga merupakan penumpang pertama."
Penumpang: "Oh begitu. Terus, kok bisa kaget begitu?"
Sopir taksi: "Sebelumnya saya adalah sopir mobil jenazah."

Moral Cerita :
Jadi supaya kita tidak dianggap sebagai mayat hidup, marilah kita selalu menjaga sikap. tidak hanya didalam bertutur kata, tetapi juga saat berkikap. Semua perilaku bertindak penuh kasih, seperti Buddha Maitreya. Dengan demikian semua orang akan merasakan kebahagiaan.

Pelayan Toko Bangunan
Di sebuah toko bahan bangunan :
Pembeli : Tolong dong pakunya 1 Kg.
Pelayan : Dibungkus ya...?
Pembeli : enggak, makan di sini aja (dengan muka kesal)
Pelayan : $*%$

Moral Cerita :
Saat ditanya, jawablah sesuai dengan jawabannya.

Kemo Sabi dan Shekar
Kemo Sabi dan Shekar yang dalam perjalanan di tengah gurun, berniat bermalam di dekat sebuah Oasis. Setelah usai memasang tenda, tak berapa lama mereka langsung tertidur lelap. Beberapa jam kemudian Kemo Sabi membangunkan temannya yang sangat jujur itu. "Shekar, lihatlah ke atas dan katakan kepada saya apa yang kamu lihat ?" "Saya melihat jutaan bintang." jawab Shekar.
"Jadi, apa artinya itu ?" tanya Kemo Sabi lagi.
Shekar merenung sejenak, "Ahli ilmu falak pernah bilang kepada saya, itu adalah jutaan Galaksi yang kemungkinan besar terdiri dari milyaran planet.
Ahli nujum juga pernah bilang pada saya keadaan seperti ini berarti keberuntungan buat orang yang berbintang Leo.
Kalau menurut gelagat waktu, keadaan seperti ini berarti kira-kira jam tiga lewat seperempat menjelang pagi.
Kalau menurut orang alim itu adalah bukti kekuasaan Tuhan dan kita hanyalah sesuatu yang sangat kecil yang tak berarti di mata Tuhan.
Tetapi kalau ahli moteorologi dan geofisika menafsirkan keadaan seperti ini menandakan kemungkinan besar besok hari, harinya akan sangat cerah.
Terus, bagaimana kamu mengartikannya, Kemo Sabi ?"
Kemo Sabi geleng kepala, kemudian bilang: " Shekarrrrrrr.., kamu nggak usah cerita ke mana-mana, kalau menurutku sih, kamu sadar nggak sih, karena bisa lihat bintang-bintang di langit itu artinya TENDA KITA DICURI ORANG..!!"

Moral Cerita : Orang yang lugu polos dan jujur kadang tidak menyadari saat dirinya kehilangan dan dirugikan. Namun, sedkit sekali manusia yang bisa memiliki hati yang demikian. Buddha Maitreya adalah Maha Buddha sangat lugu dan polos. Mari kita teladani pribadi Yang Agung Maitreya, jangan tunda lagi. Ditengah gejolak dunia sekarang, tetap jaga kesucian hati kita.

Kekaguman Seorang Suami
Suatu malam Nia terbangun dan melihat suaminya sedang berdiri di sisi Boks bayi mereka.
Nia belum pernah melihat ekspresi wajah suaminya seperti itu sebelumnya. Kadang-kadang tersenyum sambil menggelengkan-gelengkan kepala,tampak kagum...,lalu seperti terharu, terus menarik nafas panjang dan seterusnya.
Diam-diam air mata menetes di kedua mata Nia. Ia tak menyangka suaminya akan mengagumi bayi mereka seperti itu.
Nia menghampiri suaminya, memeluknya dan setengah memancing bertanya,"Mas, apa sih yang Mas pikirkan?"
"Ini....., aku benar-benar nggak habis pikir, boks begini ini aja kok harganya sampai tiga juta."

Moral Cerita :
Kadang terasa berat bagi orang tua kita tapi mereka tetap merelakan demi kita anak-anaknya......

Salah Do'a
Togap dan Ucok adalah sahabat karib dari Tapanuli, merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan. Togap menjadi sopir metromini dan Ucok kondekturnya merangkap kernet. Mereka tak terlalu puas dengan profesi baru mereka, tetapi apa boleh buat cuma itu yang mereka dapat.
Suatu hari sewaktu ngetem Ucok curhat sama Togap, "Gap, setelah aku pikir-pikir mungkin Makku salah berdo'a. Dia berdoa, kelak bila aku besar, aku naik turun mobil, pegang duit banyak, bahhh.. itu kan pekerjaan kondektur".

Moral Cerita :
Ingin hidup lebih baik dikemudian hari ? Mari banyak menanam Karma Bajik, Karma Baik kepada semua. Dan, banyaklah 'menabung' , dengan cara banyak beramal. Beramal, terdengar seperti memberi, namun kelak semua ini akan kembali kepada diri sendiri.

Konser Menurut Anton
Seorang ibu membawa anaknya, Anton, yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak pergi nonton konser. Dalam konser yang cukup besar para penyanyi seriosa menunjukkan kebolehan masing-masing. Para hadirin yang suka dunia tarik suara juga menyaksikan dengan penuh kekaguman dan kepuasan.

Sepanjang pertunjukkan sang ibu mengamati gerak-gerik puteranya. Beliau melihat Anton menyaksikan pertunjukkan dengan begitu serius, tidak ribut, apalagi minta pulang. Terlebih kedua bola matanya yang masih polos terus menatap sang dirigen yang beraksi dengan penuh semangat. Sang ibu berpikir dalam hati, mungkin Anton berbakat jadi dirigen, masih kecil saja sudah begitu serius menatap dirigen.

Setelah sekian lama akhirnya Anton mulai buka suara,"Ma, kenapa om yang berdiri di depan itu terus dengan kayu kecil nakutin tante yang lagi nyanyi itu?"
"Om yang mana, ton? yang berdiri di tengah itu kan dirigen yang lagi kasih aba-aba kepada penyanyi. Mana ada yang nakutin tante dengan tongkat kecil?" mamanya menjawab dengan sabar.
"Itu lho ma, om itu kan lagi nakutin tante. Buktinya dia pegang tongkat kecil terus...terus... dikibas-kibas, lalu...lalu... tante dari tadi jerit-jerit terus sampai matanya melotot dan lehernya panjang-panjang ma," Anton menjelaskan dengan penuh percaya diri.
Mamanyaggrrr,mau jawab apa ya?

Moral Cerita :
Maklumi ketidakmengertian orang lain. Setiap manusia memiliki dunia pengetahuannya masing-masing, yang mungkin berbeda dengan kita. Saat kita ingin menyampaikan sesuatu, sampaikan dengan penuh kasih dan pemahaman kepada orang lain. Janganlah memaksakan dunia kita ke dalam dunia orang lain, melainkan kitalah yang harus terus belajar memahami sesama, agar kehidupan kita menjadi penuh keharmonisan.

Becak Philipina
Di Philipina, yang namanya becak tapi laen bgt sama becak disini. Becak di Philipina itu ditarik. Jadi si abang di depan, penumpang di belakang.
Buat para abang2 becak di Philipina, dikenal 1 daerah, yang konon katanya angker abis (gosipnya sih begitu). Pokoknya jarang ada org yang mao lewatin tuh jalan, jam 9-an aja biasanya udah sesepi jem 12 malem, cuma ada suara anjing2 kedinginan.

Suatu ketika, ada 1 org abang becak, yang baru pulang nganterin penumpang, dan entah gimana, jalanan balik yang biasanya dia lewatin,di-TUTUP. Akhirnya dia terpaksa lewat tuh jalan angker dengan hati yang berat. Eh pas ditengah2 dia jalan, tau2 ada 1 cewe, cantiiiiikkkkkkkk bgt, pake baju putih, rambutnya panjang, en tuh cewe wangiii abis deh. Trus tuh cewe nyetopin tu becak. Si abang yang ketakutan setengah mati, akhirnya mao juga berhenti, walopun dia udah keringet dingin, trus tuh cewe minta dianterin sampe ke ujung jalan, akhirnya tuh cewe naek.

Berhubung si abang takut setengah mampus, akhirnya dia narik becaknya sekenceng2nya, biar cepet nyampe depan maksudnya. Begitu sampe di ujung jalan, si abang berasa, kok becak gue enteng bgt, eh pas dia nengok ke belakang... DASSHH! Tuh cewe udah ilang! Makin takut aje si abang.
Besok malemnya, entah goblok entah sial, tuh abang kepaksa lewat jalan angker itu lagi, dan sekali lagi ketemu si cewe lagi.
Trus tetep kaya kemaren tuh cewe minta dianterin ke ujung jalan lagi, si abang yang udah makin takut krn kejadian kemaren makin ngebut aje bawa becaknya, eh pas lagi ngebut2 gitu, tiba2 tuh cewe nepok bahunya. Si abang kaget setengah mati, begitu dia berhenti dan nengok belakang.... si cewe bilang gini, "Bang bawa becaknya pelan2 aja, entar saya jatoh lagi kayak kemaren!"

Moral Cerita :
Berita, itu kadang benar kadang juga hanya gosip (kabar angin). Namun, tidak sedikit yang menjadi 'korban' dari kabar angin yang beredar. Hidup ini, ada bagusnya jika lebih sedikit berbicara.

Karyawan Baru
Waktu saya baru dua hari bekerja di sebuah perusahaan asing, saya sempet menelpon ke bagian dapur sambil berteriak,
"Ambilkan gue kopi...cepaat!" ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya.
"Hei bodoh... kamu salah pencet extention? Kamu tahu dengan siapa kamu bicara?"
"Tidak.. " saya menyahut.
"Saya direktur utama disini, dasar idiot. Saya pecat kamu nanti!" Nggak kalah gertak dan kalah teriak saya balas menjawab, "dan Bapak tahu siapa saya?"
"Tidak." jawab Boss saya itu.
"Syukurlah kalo gitu" kata saya cuek sambil menutup telepon.... amanlah kalo gitu...
Moral Cerita :
Belajarlah bertutur kata penuh kasih terhadap siapa pun. Dengan menghormati sesama maka kita akan menjadi terhormat karena kasih. Sekali pun terhadap pelayan, tetaplah menyuruh dengan lembut dan sopan. Engkau akan menjadi atasan yang mulia karena kasih. Bertutur kata kasar dan menyakiti sesama hanya akan menjalin jodoh buruk dan membuat hidup kita penuh rintangan. Sebaliknya bertutur kata lembut dan sopan akan mendatangkan masa depan cemerlang.

Ha...ha...ha...
Pada suatu hari ada seorang pedagang kaya yang ingin mengadakan hajatan untuk putranya.
Untuk keperluan itu ia datang ke seorang bandar ayam dan memesan 100 ekor ayam.
Pedagang kaya :
"Saya ingin memesan 100 ekor ayam untuk besok, ini alamat saya (seraya memberikan kartu namanya)."
Bandar ayam :
"Baik tuan, akan saya suruh anak buah saya untuk mengantarkan ke rumah tuan."
Sepulangnya si pedagang kaya, bandar ayam tersebut langsung memanggil seorang anak buahnya yang bernama Joni dan memberikan instruksi...
Bandar ayam :
"Joni, tolong antarkan 100 ekor ayam besok ke alamat ini (sambil memberikan kartu nama si pedagang kaya)."
Joni :
"Nganterin ayam-ayam? Beres Tuan !"

Besoknya dengan mengendarai sepeda motor si Joni pergi mengantarkan 100 ekor ayam tersebut.
50 ekor diletakkan di sebelah kanan dan sisanya 50 ekor lagi diletakkan di sebelah kiri.
Akan tetapi malangnya, di tengah perjalanan dia terjatuh dari sepeda motornya..., ayam-ayam yang dia bawa langsung lepas dan pada lari berhamburan.
Orang-orang ramai berdatangan untuk mengetahui keadaan si Joni.
Tetapi si Joni malah tertawa terbahak-bahak. Seseorang diantara orang-orang yang datang bertanya, mungkin ia merasa khawatir karena melihat si Joni yang tertawa-tawa...
Orang yg datang :
"Mas, mas nggak apa-apa kan... ? Kepalanya nggak sakit kan ?"
Joni : "Ha... ha... ha... !"
Orang yang datang : "Mas, kenapa mas ?"
Joni :
"Ha... ha... ha..., dasar ayam-ayam goblok!!, mau kemana elu pada...? (sambil menunjuk ke arah ayam-ayam yang berlari) alamatnya kan ada di gue... Hua.. ha.. ha.. ha....."
Moral Cerita :
Para ayam lari kocar-kacir menuju alamat hidup dan tak mau ikut mas joni yang akan mengantarnya ke alamat mati. Ternyata para ayam sudah membaca firasat bahwa hidup mereka tak panjang lagi, maka 100 ayam berdoa bersama. Ternyata doa para ayam dikabulkan Tuhan. Semoga semakin banyak manusia yang merelakan para ayam tetap hidup merdeka.

Ayam Jago
Ceritanya di sebuah peternakan ayam ada 25 Ayam betina dan 1 ayam jago (jantan)yang umurnya sudah tua sekali.
Karena merasa ayam jago yang tua tadi sudah melewati masa produktif-nya, si pemilik peternakan memutuskan untuk membeli 1 ayam jago lagi yang masih muda. Tentu saja hal ini membuat si Ayam jago tua menjadi merasa tersaingi.

Si Tua : Eh, kamu jangan serakah ya. Ayam betinanya kan ada 25, kamu boleh ambil yang 15 sedang aku yang 10 ekor.
Si Muda: Tidak bisa. Kamu kan sudah tua dan loyo, pokoknya semua buat aku aja.
Si Tua : Kalau begitu mendingan kita lomba saja, siapa yang menang boleh ambil semua ayam betina yang ada disini.
Si Muda: Boleh saja! Mau lomba apa ?
Si Tua : Lomba lari 100 m.
Si Muda: Ok, gak masalah
Si Tua: Tapi karena aku sudah tua, aku minta untuk lari dulu di depanmu 25m.
Si Muda: Boleh (dengan penuh keyakinan).
Lomba lari dimulai.
Ayam jago tua lari dulu 25 meter baru kemudian ayam jago muda hampir bisa nyusul ayam tua, tiba-tiba si ayam jago muda menggelepar dan mati seketika ditembak oleh pemilik.
Sambil memungut ayam muda tadi, si pemilik menggerutu "SIAL, INI AYAM JAGO-HOMO KE SEPULUH YANG AKU BELI BULAN INI. BUKAN-NYA NGEJAR BETINA, MALAH NGEJAR-NGEJAR SI JAGO JUGA"

Moral Cerita :
Kesombongan dan keserakan bisa merugikan diri sendiri. Mari kita belajar untuk lebih bisa mengalah dan tidak ingin banyak memiliki. Seperti kata pepatah :semakin sedikit yang dimiliki (berwujud) maka semakin sedikit pula kilesa"

Dokter dan Montir
Ada seorang montir yang tinggal berseberangan dengan dokter bedah jantung. Si montir ini hanya berpenghasilan sekitar 1-2 juta perbulan dari bengkel yang dimilikinya sendiri. Si dokter bedah jantung tersebut memiliki penghasilan 25-30 juta perbulan dari rumah sakit yang sama sekali bukan miliknya.

Suatu hari si montir mendengar hal tersebut dan merasa tidak terima dengan perbandingan penghasilan yang demikian besarnya. Esok paginya, dipanggillah si dokter bedah jantung tersebut ke bengkelnya si montir.

Montir: "Pak Dokter, saya tidak habis pikir bagaimana Anda bisa menghasilkan sekian puluh juta perbulan dengan hanya melakukan operasi kepada beberapa pasien saja.
Sementara saya yang melakukan operasi kepada sekian puluh mobil perbulan hanya menghasilkan sekian juta saja. Menurut saya, profesi Anda yang melakukan operasi jantung tidak berbeda dengan mesin mobil yang saya perbaiki di sini"

Dokter: "Boleh saya tahu bagaimana cara Anda melakukan operasi?"
Montir: "oh tentu . ini contohnya ." Sambil menunjuk ke mobil Benz yang mengalami kerusakan pada poros putaran di bagian dalam mesinnya. "Ini kan sama saja dengan jantung manusia ."
Dokter: "Betul ."
Montir: "Kalau saya betulkan bagian ini, maka jantung si mobil akan berfungsi normal lagi . Jadi sama saja dengan pekerjaan Pak Dokter dong???"
Dokter: (dengan nada sangat sabar) "Betul . Tapi coba Anda membetulkan mesin mobil tersebut tanpa mematikan mesinnya ."

Moral Cerita :
Ha..ha..
Jalanilah kehidupan ini dengan apa adanya. Janganlah mengharapkan hal yang bukan-bukan dan membandingkan satu sama lain. Yang akan menjadi bagian Anda selamanya akan menjadi milik Anda, namun kalau bukan bagian Anda bagaimana Anda dapat mengejarnya?

Pengalaman di WC
Ini sebuah pengalaman Udin sewaktu di WC luar negri
Entah kenapa tiba-tiba perut Udin terasa mulas. Langsung saja Udin masuk ke WC yang saat itu kebetulan sepi.
Belum semenit duduk, Udin denger suara bapak-bapak berkata :
"Gimana dik? Baik aja?"
Kedengarannya dari WC sebelah. Kaget juga, darimana dia tahu Udin orang Indonesia. Karena Udin nggak biasa ngobrol sama orang yang belum dikenal, maka Udin jawab aja: "Ya, baik".
Eh, dia nanya lagi :
"Sekarang gimana, sudah krasa lega?".
Wah pertanyaan macam apa itu? Ada-ada saja. Baru juga nongkrong semenit,
jadi Udin jawab sekenanya aja : "Lumayan".
Dia jawab lagi : "Sama dong....tapi saya ada masalah dikit nih".
Udin mulai curiga, lalu gantian Udin yang tanya : "Masalah apa, pak?"
Dia langsung jawab : "Iniii.....ada orang aneh di WC sebelah ikut-ikutan njawab pertanyaan saya, gimana kalo nanti saya telpon lagi? Ya....sampai nanti.....".

Moral Cerita :
Tidak semua peristiwa harus kita tanggapi dengan gegabah dan serius. Terutama peristiwa yang rasanya tidak berkaitan langsung dengan kita, sehingga kita tidak perlu terburu buru mengambil kesimpulan dalam segala hal.

Jangan Menyerah !!
Hari 1. Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal didekat rumahnya.
cadel:"bang, beli nasi goleng satu "
abang:"apa...?" (.....ngeledek.)
cadel:"Nasi Goleng!
abang:"Apaan...?(.....Ngeledek lagi.)
cadel:"Nasi Goleng!!!"
abang:"ohh nasi goleng..."
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal, sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan "nasi goreng" dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

Hari 2. Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi
cadel:"bang...,saya mau beli NASI GORENG,bungkus!!!"
abang:"ohh...pake apa?"
cadel:"...pake telul..." Sambil sedih...
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata "telur" sampai benar.

Hari 3. Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng:
cadel:"bang..., beli NASI GORENG, Pake TELOR!!!Bungkus!"
abang:"ceplok atau dadar ?"
cadel:"dadal..."
Dengan spontan. Kembali dia berlatih dengan keras.

Hari 4.
Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.
cadel:"bang...,beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!"
abang:"hebat kamu 'del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500 del."
si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:
cadel: "bang.., kembaliannya?"
abang: "oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?" sambil senyum ngeledek.
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi.
Tapi akhirnya dia menjawab:"...GOPEK...!!!" Sambil tersenyum penuh kemenangan.

Moral Cerita :
INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DGN PENUH PELJUANGAN !! JANGAN MENYELAH YACH !! MELDEKA !!

Kepala Batu
Pada suatu hari rumah pak Samiun di kampung kedatangan tamu dari kota metropolitan. Dengan tergesa-gesa pak Samiun segera memanggil anaknya, "Jo... Paijo, cepat pergi beli koka kola di warung mbok Samina."
"Beres pak," Paijo berlari keluar rumah.
Dengan senang pak Samiun menemani tamunya sambil menunggu datangnya Paijo dengan koka kola. Tunggu punya tunggu, satu jam berlalu, Paijo belum muncul. Mau suguhkan teh, kurang bergengsi rasanya. Sudahlah, tunggu sambil berdoa deh. Satu setengah jam berlalu, Paijo belum juga muncul, apa gerangan yang terjadi.
Pak Samiun jadi tak sabaran lagi. Dengan terpaksa dia mohon tamu tunggu sebentar, bergegaslah dia menyusul ke warung.
Baru keluar rumah, di gang tak jauh dari rumahnya tampak Paijo berdiri dengan koka kola di tangan. Seorang bapak setengah baya berdiri di depan Paijo, berdua berdiri berhadapan, tak ada yang mau mengalah.
"Jo,apa yang terjadi?" tanya pak Samiun.
"Ini pak, dia menutup jalanku, tentu aku pun menutup jalannya, jangan kalah dong." jawab Paijo.
"Oh begitu, cepat kamu bawa dulu koka kola untuk tamu, biar bapak yang tetap tutup jalannya di sini." kata pak Samiun sambil gantikan posisi Paijo. Berdua berdiri berhadapan di gang sempit, saling tak mau mengalah. Kasihan...

Moral Cerita :
Kasihan diri kita, seringkali menghadapi masalah dan saling tak mau mengalah. Akhirnya kedua pihak rugi bahkan hancur bersama. Kasihi diri yang keras kepala. Belajarlah mengalah dengan kasih, maka semua pihak akan bahagia karena kasih.

Sepeda Rusak
Seorang gadis cilik yang terlambat pulang ke rumah untuk makan malam segera diinterogasi oleh ibunya yang ingin tahu ke mana saja ia keluyuran sampai terlambat pulang….. Sang anak menjawab kalau dia terlambat pulang karena menolong temannya yang sepedanya rusak akibat terjatuh.
“Tapi kamu kan nggak tahu memperbaiki sepeda, lalu buat apa menunggu di sana?,” ujar ibunya.
“Aku tahu, Bu,” si anak menjawab. “Aku hanya menemaninya menangis sih….”

Moral Cerita :
Tidak banyak memang dari kita yang tahu apa-apa tentang memperbaiki sepeda. Dan ketika teman-teman kita terjatuh dan terhempas, bukan sepedanya yang rusak tetapi hidup mereka, tidak seorang pun dari kita tahu benar bagaimana mengatasinya. Kita memang tidak mampu “memperbaiki” kehidupan seseorang, sekalipun itu adalah sesuatu hal yang paling ingin kita lakukan. Tetapi seperti si gadis cilik tadi, kita bisa sejenak menemani mereka menangis. Itu hal terbaik yang bisa kita lakukan. Dan itu sudah cukup!

Mengapa Minum Air Putih Banyak-banyak?

Sumber : Kiriman dari Aming
Ada satu pertanyaan yang masuk ke mailbox saya, yaitu "Mengapa harus minum air putih banyak-banyak..?"
Well, sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik tersebut saya tampilkan dalam rubrik De facto hari ini.

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air. Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah : Otak dan Darah. !!

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, Sementara darah memiliki Komponen air 95%. Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi.

Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari...?
Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. caranya...?
Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri. Dari otak...?
Belum sampai segitunya (wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...), melainkan dari sumber terdekat : Darah. !!
Darah yang disedot airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang yang encer. Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah) Ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah. Dan karenam saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal.
Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal.

Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan 400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah Eh, tadi saya sudah bicara tentang otak 'kan...?

Nah saat darah kental mengalir lewat otak, perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen, Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.. (ya wajarlah namanya juga kurang makan...)
Bila ini ditambah dengan penyakit jantung (yang juga kerjanya tambah berat bila darah mengental...), maka serangan stroke bisa lebih lekas datang Sekarang tinggal anda pilih : melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari - atau-"membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke. Anda yang pilih...!

Sejarah Kemunculan Maitreya

Sumber : Majalah Cahaya Maitri
Ketika Sang Buddha Sakyamuni terlahir ke India sebagai Buddha, Maitreya juga datang mengikuti Sang Buddha dan dilahirkan di India Selatan. Sang Buddha mencapai kesempurnaan dibawah pohon Bodhi dan terkenal di seluruh India. Di waktu yang sama, Maitreya juga mencapai tingkat kesadaran akan alam semesta, rela melepas segala kenikmatan duniawi, sepenuh hati dibawah bimbingan Sang Buddha Sakyamuni terus meningkatkan diri.
Pada suatu kesempatan, ketika berada di Gunung Yen Fang, Sang Buddha bersabda tentang Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan dan menjelaskan kepada Upali, “ Masa dua belas tahun kemudian, Maitreya akan terlahir di Surga Tusita. Saat itu para penghuni Surga Tusita akan mendapatkan siraman kebahagiaan dan kebajikan yang besar”.

Di salah satu bab dalam Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan diceritakan dengan jelas tentang Maitreya dan Surga Tusita, bab ini juga sebagai bukti tentang kenyataan adanya Surga Tusita.

Selanjutnya Sariputra yang terkenal dengan kebijaksanaannya bertanya kepada Sang Buddha, “ Bagaimana dengan kemunculan kembali Maitreya sebagai seorang Buddha? Mohon Sang Junjungan Dunia memberi petunjuk agar kami semua lebih mengerti”.

Sang Buddha menjelaskan, “ Pada saat Maitreya turun ke dunia sebagai seorang Buddha, saat itu setiap pemimpin Negara sangat disiplin dan bijaksana, rakyat hidup tentram bahagia, sandang- pangan terpenuhi, hubungan antara manusia sangat harmonis, tidak ada pertikaian dan bencana, usia manusia mencapai 80 ribu tahun”.

Para Bhikku yang mendengarkan sangat berkeinginan untuk bisa terlahir di Surga Tusita dan bersama- sama dengan Maitreya turun ke dunia.

Setiap detil peristiwa tentang Maitreya tercatat dalam kitab Maitreya Turun ke Dunia Sebagai Seorang Buddha. Kitab ini merincikan tentang alam sahaloka dan alam bahagia yang terwujud ketika Maitreya datang dengan misi sebagai seorang Buddha. Maitreya dengan dharma agungnya datang untuk menyelamatkan tiga alam. Ini sedikit gambaran Sang Buddha kepada murid- murid-Nya.

Pernah pada suatu kelahiran, Sang Buddha Sakyamuni dan Maitreya bersama- sama membina diri. Keduanya bertekad mengembangkan cinta kasih. Tetapi saat itu Maitreya tidak segiat Sakyamuni dalam membina, sehingga Sakyamuni lebih dahulu mencapai kesempurnaan.

Dalam sejarah Tiongkok, Maitreya lebih dikenal dengan simbol pengasih. Selama berkalpa-kalpa kehidupan Maitreya terus menjadikan kasih sebagai landasan pembinaan. Maitreya pernah terlahir sebagai Ajita yang artinya “ Tak Terkalahkan”. Dalam Kitab tercatat, di zaman yang penuh kekacauan, Maitreya datang dengan kasih-Nya yang tiada tara mengalahkan semua bencana.

Simbol pengasih yang melekat pada diri maitreya mengandung arti yang mendalam. Bersumber dari sebab jodoh pada setiap kelahiran dengan umat manusia, mengutamakan kasih dalam pembinaan, dan mencapai kesempurnaan dengan kasih, maka tersebutlah “Maitreya Sang Pengasih”. Sang Pengasih yang berikrar untuk tidak memakan daging, Sang Pengasih yang menjalani pembinaan dengan metode kasih.

Maitreya sangat memahami sifat dasar manusia, menyerukan persamaan sesama makhluk, tidak membedakan tinggi- rendah, sehingga Beliau bersabda, “Dagingku adalah daging umat manusia, saya tidak akan memakan daging semua makhluk.” Ini sudah dilaksanakan ketika Maitreya mulai membina diri untuk yang pertama kalinya.

Sejak saat itu kasih-Nya yang agung telah menjadi panutan bagi setiap Pembina dari zaman ke zaman. Ditinjau dari sejarah Maitreya, maka aliran Mahayana berpantangan makan daging. Dari awal zamannya Sang Buddha telah disabdakan tidak boleh memakan daging segala makhluk. Setiap yang memakan daging berarti memutuskan tali cinta kasih, tidak memakan daging berarti menumbuhkan belas kasihan terhadap sesama makhluk .
ini melahirkan keinsafan sejati, inilah dasar seorang Buddha. Bahkan ketika seekor nyamuk menggigit tubuh kita juga tidak boleh membunuhnya, sehingga muncul istilah “Beramal dengan Badan”. Ketika satu perbuatan kita yang sekecil apapun melukai atau menghilangkan nyawa makhluk lain patut dipertobatkan dan disesalkan, kemudian dibacakan parita untuk membantunya menuju alam bahagia. Ini adalah tingkat tertinggi dari pembinaan seorang Buddha.

Para Pembina di Daratan Tiongkok baik seorang Bhikku maupun orang yang berkebajikan sangat menjunjung tinggi sila pembunuhan dan adalah kewajiban menganjurkan orang lain menjalankan hal yang sama. Jadi bukan hanya tidak makan daging, tapi juga tidak boleh melukai makhluk hidup yang lain. Inilah teknik pembinaan Samadhi Maitri. Sewaktu mencapai kesempurnaan, Maitreya lebih memilih berdiam di alam tingkat 4, Surga Tusita, yang berarti “Berkecukupan”. Di surga Tusita setiap penghuninya masih mempunyai nafsu keinginan namun mereka tidak terikat dan tidak serakah serta memahami benar hukum sebab-akibat. Di Surga Tusita segala keinginan bisa terpenuhi, sehingga dinamakan alam berkecukupan.

Maitreya berdiam di istana 49 lapisan yang terletak di taman dalam. Di sinilah Maitreya membabarkan dharma. Selain taman dalam, masih ada taman luar yang penghuninya masih mempunyai keinginan sehingga disebut “Taman Awam”. Ditaman dalam tempat Bodhisatwa Maitreya berdiam juga ada penghuni lain yang telah mencapai tingkat Bodhisatva. Dikarenakan Maitreya berdiam disana maka dinamakan juga Bumi Suci Maitreya.

Pembina yang berjuang mencapai Bumi Suci Maitreya lebih banyak ditemukan sebelum jaman Dinasti Tang. Sesudah itu, kebayakan Pembina lebih berkeinginan lahir di Bumi Suci Barat sehingga nama Surga Tusita jarang terdengar lagi. Walau demikian, Pembina yang berpengalaman tetap memilih Bumi Suci Maitreya karena dengan memilih Bumi suci Maitreya maka kelak akan berkesempatan bersama- sama maitreya turun ke dunia untuk menggelar misi akbar, dan itu adalah kesempatan terbaik untuk mencapai pencerahan. Di Surga Tusita, Maitreya bukanlah menikmati kesenangan, tetapi demi menuntun Pembina yang masih belum bisa melepaskan sisi keduniawiannya agar mereka menemukan jalan terbaik untuk meningkatkan pembinaan diri.

Pada masa Dinasti Liang, Maitreya terlahir di She Jiang bernama Fu Weng, orang-orang menyebutnya Fu Da She, ia berteman baik dengan raja Liang Wu Di dan sering berkesempatan membabarkan dharma di istana. Raja Liang sangat percaya pada dharma dan manjadi pengikut setia sang Buddha. Namun sang permaisuri tidak percaya bahkan menghina Buddha Dharma, akhirnya meninggal dunia karena suatu penyakit. Sesudah meninggal ia mendatangi Raja Liang dalam mimpi dan menceritakan bahwa karena semasa hidup telah menghina Buddha Dharma, akibatnya ia sangat menderita di alam neraka dan sulit terbebaskan.

Raja menjumpai Fu Da She meminta petunjuk akan mimpi tersebut. Fu Da She menganjurkan mencari Pertapa Agung di gunung Jiang Jin. Sang pertapa menganjurkan sang raja mengadakan pertemuan dharma selama 49 hari. Setelah itu sang permaisuri kembali mendatanginya dalam mimpi dan mengatakan bahwa ia telah mendapatkan pahala dan sekarang berkesempatan lahir di alam ke-33.

Pada zaman Dinasti Nan berdiri 480 kuil, di setiap tingkat terpampang 2 baris kalimat berbunyi,”Kita bisa melihat keyakinan raja Liang terhadap Buddha dharma dan menyaksikan begaimana Buddha Dharma berkembang pesat pada masa itu. Semua ini tidak terlepas dari kemunculan Maitreya sebagai Fu Da She”.