Kamis, 03 September 2009

Batu

Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.

Seringkali kita ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi persoalan kita sekarang. Karena belum tentu sebesar yang kita takutkan, dan belum tentu sesulit yang kita bayangkan.

Lepaskan

Suatu hari, seorang anak kecil sedang bermain-main dengan sebuah vas bunga yang sangat mahal. Ia memasukkan tangannya ke dalam vas bunga dan ..ops.. tidak dapat menariknya keluar kembali. Ia mulai menangis dan menarik perhatian ayahnya. Sang ayah mencoba membantu sekuat tenaga menarik tangan anaknya dari vas bunga, namun gagal. Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya mereka berpikir untuk memecahkan saja vas bunga mahal itu. Tapi tiba-tiba, sang ayah mendapat ide, "Nah begini saja anakku, kita coba sekali lagi. Lepaskan genggaman tanganmu yang ada di dalam vas itu. Luruskan telapak tanganmu seperti ini, " kata sang ayah sambil menunjukkan telapak tangannya. "Lalu ..hopla..tariklah keluar."

Mendengar itu si anak malah merengek yang membuat sang ayah keheranan. Katanya, "Nggak bisa yah! Aku nggak bisa melepaskan genggamanku karena nanti uang receh yang aku pegang ini bisa terlepas lagi."

Pojok Renungan: Senyum dong! Bukankah banyak dari kita yang bertingkah seperti anak kecil tadi. Begitu sibuk menggenggam sesuatu yang tak begitu berharga namun rela mengorbankan kebebasan kita. Sekiranya kita dapat segera melepaskan hal-hal sepele dari hati dan pikiran kita, Akan terbentanglah jalan yang selama ini tertutup di mana kedamaian menjadi istananya dan kesuksesan bertahta disana.

Lepaskan....... Biarkan mereka pergi.....

Jumat, 28 Agustus 2009

The Wisdom of Humor - 4

SOPIR TAKSI BARU
Seorang sopir taxi sedang membawa penumpangnya. Setelah berjalan sekian lama, penumpang menepuk pundak sopir taksi untuk menanyakan sesuatu. Reaksinya sungguh tak terduga. Sopir taksi begitu terkejutnya sampai tak sengaja menginjak gas lebih dalam dan hampir saja menabrak mobil lain. Akhirnya ia bisa menguasai kemudi dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Sopir taxi : "Tolong, jangan sekali-sekali melakukan itu lagi," (kata sopir taksi, dengan wajah pucat dan menahan marah.)
Penumpang: "Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan. Saya tidak mengira kalau menyentuh pundak saja bisa begitu mengejutkan Bapak."
Sopir taksi: "Persoalannya begini, ini hari pertama saya jadi sopir taksi. Bapak juga merupakan penumpang pertama."
Penumpang: "Oh begitu. Terus, kok bisa kaget begitu?"
Sopir taksi: "Sebelumnya saya adalah sopir mobil jenazah."

Moral Cerita :
Jadi supaya kita tidak dianggap sebagai mayat hidup, marilah kita selalu menjaga sikap. tidak hanya didalam bertutur kata, tetapi juga saat berkikap. Semua perilaku bertindak penuh kasih, seperti Buddha Maitreya. Dengan demikian semua orang akan merasakan kebahagiaan.

Pelayan Toko Bangunan
Di sebuah toko bahan bangunan :
Pembeli : Tolong dong pakunya 1 Kg.
Pelayan : Dibungkus ya...?
Pembeli : enggak, makan di sini aja (dengan muka kesal)
Pelayan : $*%$

Moral Cerita :
Saat ditanya, jawablah sesuai dengan jawabannya.

Kemo Sabi dan Shekar
Kemo Sabi dan Shekar yang dalam perjalanan di tengah gurun, berniat bermalam di dekat sebuah Oasis. Setelah usai memasang tenda, tak berapa lama mereka langsung tertidur lelap. Beberapa jam kemudian Kemo Sabi membangunkan temannya yang sangat jujur itu. "Shekar, lihatlah ke atas dan katakan kepada saya apa yang kamu lihat ?" "Saya melihat jutaan bintang." jawab Shekar.
"Jadi, apa artinya itu ?" tanya Kemo Sabi lagi.
Shekar merenung sejenak, "Ahli ilmu falak pernah bilang kepada saya, itu adalah jutaan Galaksi yang kemungkinan besar terdiri dari milyaran planet.
Ahli nujum juga pernah bilang pada saya keadaan seperti ini berarti keberuntungan buat orang yang berbintang Leo.
Kalau menurut gelagat waktu, keadaan seperti ini berarti kira-kira jam tiga lewat seperempat menjelang pagi.
Kalau menurut orang alim itu adalah bukti kekuasaan Tuhan dan kita hanyalah sesuatu yang sangat kecil yang tak berarti di mata Tuhan.
Tetapi kalau ahli moteorologi dan geofisika menafsirkan keadaan seperti ini menandakan kemungkinan besar besok hari, harinya akan sangat cerah.
Terus, bagaimana kamu mengartikannya, Kemo Sabi ?"
Kemo Sabi geleng kepala, kemudian bilang: " Shekarrrrrrr.., kamu nggak usah cerita ke mana-mana, kalau menurutku sih, kamu sadar nggak sih, karena bisa lihat bintang-bintang di langit itu artinya TENDA KITA DICURI ORANG..!!"

Moral Cerita : Orang yang lugu polos dan jujur kadang tidak menyadari saat dirinya kehilangan dan dirugikan. Namun, sedkit sekali manusia yang bisa memiliki hati yang demikian. Buddha Maitreya adalah Maha Buddha sangat lugu dan polos. Mari kita teladani pribadi Yang Agung Maitreya, jangan tunda lagi. Ditengah gejolak dunia sekarang, tetap jaga kesucian hati kita.

Kekaguman Seorang Suami
Suatu malam Nia terbangun dan melihat suaminya sedang berdiri di sisi Boks bayi mereka.
Nia belum pernah melihat ekspresi wajah suaminya seperti itu sebelumnya. Kadang-kadang tersenyum sambil menggelengkan-gelengkan kepala,tampak kagum...,lalu seperti terharu, terus menarik nafas panjang dan seterusnya.
Diam-diam air mata menetes di kedua mata Nia. Ia tak menyangka suaminya akan mengagumi bayi mereka seperti itu.
Nia menghampiri suaminya, memeluknya dan setengah memancing bertanya,"Mas, apa sih yang Mas pikirkan?"
"Ini....., aku benar-benar nggak habis pikir, boks begini ini aja kok harganya sampai tiga juta."

Moral Cerita :
Kadang terasa berat bagi orang tua kita tapi mereka tetap merelakan demi kita anak-anaknya......

Salah Do'a
Togap dan Ucok adalah sahabat karib dari Tapanuli, merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan. Togap menjadi sopir metromini dan Ucok kondekturnya merangkap kernet. Mereka tak terlalu puas dengan profesi baru mereka, tetapi apa boleh buat cuma itu yang mereka dapat.
Suatu hari sewaktu ngetem Ucok curhat sama Togap, "Gap, setelah aku pikir-pikir mungkin Makku salah berdo'a. Dia berdoa, kelak bila aku besar, aku naik turun mobil, pegang duit banyak, bahhh.. itu kan pekerjaan kondektur".

Moral Cerita :
Ingin hidup lebih baik dikemudian hari ? Mari banyak menanam Karma Bajik, Karma Baik kepada semua. Dan, banyaklah 'menabung' , dengan cara banyak beramal. Beramal, terdengar seperti memberi, namun kelak semua ini akan kembali kepada diri sendiri.

Konser Menurut Anton
Seorang ibu membawa anaknya, Anton, yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak pergi nonton konser. Dalam konser yang cukup besar para penyanyi seriosa menunjukkan kebolehan masing-masing. Para hadirin yang suka dunia tarik suara juga menyaksikan dengan penuh kekaguman dan kepuasan.

Sepanjang pertunjukkan sang ibu mengamati gerak-gerik puteranya. Beliau melihat Anton menyaksikan pertunjukkan dengan begitu serius, tidak ribut, apalagi minta pulang. Terlebih kedua bola matanya yang masih polos terus menatap sang dirigen yang beraksi dengan penuh semangat. Sang ibu berpikir dalam hati, mungkin Anton berbakat jadi dirigen, masih kecil saja sudah begitu serius menatap dirigen.

Setelah sekian lama akhirnya Anton mulai buka suara,"Ma, kenapa om yang berdiri di depan itu terus dengan kayu kecil nakutin tante yang lagi nyanyi itu?"
"Om yang mana, ton? yang berdiri di tengah itu kan dirigen yang lagi kasih aba-aba kepada penyanyi. Mana ada yang nakutin tante dengan tongkat kecil?" mamanya menjawab dengan sabar.
"Itu lho ma, om itu kan lagi nakutin tante. Buktinya dia pegang tongkat kecil terus...terus... dikibas-kibas, lalu...lalu... tante dari tadi jerit-jerit terus sampai matanya melotot dan lehernya panjang-panjang ma," Anton menjelaskan dengan penuh percaya diri.
Mamanyaggrrr,mau jawab apa ya?

Moral Cerita :
Maklumi ketidakmengertian orang lain. Setiap manusia memiliki dunia pengetahuannya masing-masing, yang mungkin berbeda dengan kita. Saat kita ingin menyampaikan sesuatu, sampaikan dengan penuh kasih dan pemahaman kepada orang lain. Janganlah memaksakan dunia kita ke dalam dunia orang lain, melainkan kitalah yang harus terus belajar memahami sesama, agar kehidupan kita menjadi penuh keharmonisan.

Becak Philipina
Di Philipina, yang namanya becak tapi laen bgt sama becak disini. Becak di Philipina itu ditarik. Jadi si abang di depan, penumpang di belakang.
Buat para abang2 becak di Philipina, dikenal 1 daerah, yang konon katanya angker abis (gosipnya sih begitu). Pokoknya jarang ada org yang mao lewatin tuh jalan, jam 9-an aja biasanya udah sesepi jem 12 malem, cuma ada suara anjing2 kedinginan.

Suatu ketika, ada 1 org abang becak, yang baru pulang nganterin penumpang, dan entah gimana, jalanan balik yang biasanya dia lewatin,di-TUTUP. Akhirnya dia terpaksa lewat tuh jalan angker dengan hati yang berat. Eh pas ditengah2 dia jalan, tau2 ada 1 cewe, cantiiiiikkkkkkkk bgt, pake baju putih, rambutnya panjang, en tuh cewe wangiii abis deh. Trus tuh cewe nyetopin tu becak. Si abang yang ketakutan setengah mati, akhirnya mao juga berhenti, walopun dia udah keringet dingin, trus tuh cewe minta dianterin sampe ke ujung jalan, akhirnya tuh cewe naek.

Berhubung si abang takut setengah mampus, akhirnya dia narik becaknya sekenceng2nya, biar cepet nyampe depan maksudnya. Begitu sampe di ujung jalan, si abang berasa, kok becak gue enteng bgt, eh pas dia nengok ke belakang... DASSHH! Tuh cewe udah ilang! Makin takut aje si abang.
Besok malemnya, entah goblok entah sial, tuh abang kepaksa lewat jalan angker itu lagi, dan sekali lagi ketemu si cewe lagi.
Trus tetep kaya kemaren tuh cewe minta dianterin ke ujung jalan lagi, si abang yang udah makin takut krn kejadian kemaren makin ngebut aje bawa becaknya, eh pas lagi ngebut2 gitu, tiba2 tuh cewe nepok bahunya. Si abang kaget setengah mati, begitu dia berhenti dan nengok belakang.... si cewe bilang gini, "Bang bawa becaknya pelan2 aja, entar saya jatoh lagi kayak kemaren!"

Moral Cerita :
Berita, itu kadang benar kadang juga hanya gosip (kabar angin). Namun, tidak sedikit yang menjadi 'korban' dari kabar angin yang beredar. Hidup ini, ada bagusnya jika lebih sedikit berbicara.

Karyawan Baru
Waktu saya baru dua hari bekerja di sebuah perusahaan asing, saya sempet menelpon ke bagian dapur sambil berteriak,
"Ambilkan gue kopi...cepaat!" ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya.
"Hei bodoh... kamu salah pencet extention? Kamu tahu dengan siapa kamu bicara?"
"Tidak.. " saya menyahut.
"Saya direktur utama disini, dasar idiot. Saya pecat kamu nanti!" Nggak kalah gertak dan kalah teriak saya balas menjawab, "dan Bapak tahu siapa saya?"
"Tidak." jawab Boss saya itu.
"Syukurlah kalo gitu" kata saya cuek sambil menutup telepon.... amanlah kalo gitu...
Moral Cerita :
Belajarlah bertutur kata penuh kasih terhadap siapa pun. Dengan menghormati sesama maka kita akan menjadi terhormat karena kasih. Sekali pun terhadap pelayan, tetaplah menyuruh dengan lembut dan sopan. Engkau akan menjadi atasan yang mulia karena kasih. Bertutur kata kasar dan menyakiti sesama hanya akan menjalin jodoh buruk dan membuat hidup kita penuh rintangan. Sebaliknya bertutur kata lembut dan sopan akan mendatangkan masa depan cemerlang.

Ha...ha...ha...
Pada suatu hari ada seorang pedagang kaya yang ingin mengadakan hajatan untuk putranya.
Untuk keperluan itu ia datang ke seorang bandar ayam dan memesan 100 ekor ayam.
Pedagang kaya :
"Saya ingin memesan 100 ekor ayam untuk besok, ini alamat saya (seraya memberikan kartu namanya)."
Bandar ayam :
"Baik tuan, akan saya suruh anak buah saya untuk mengantarkan ke rumah tuan."
Sepulangnya si pedagang kaya, bandar ayam tersebut langsung memanggil seorang anak buahnya yang bernama Joni dan memberikan instruksi...
Bandar ayam :
"Joni, tolong antarkan 100 ekor ayam besok ke alamat ini (sambil memberikan kartu nama si pedagang kaya)."
Joni :
"Nganterin ayam-ayam? Beres Tuan !"

Besoknya dengan mengendarai sepeda motor si Joni pergi mengantarkan 100 ekor ayam tersebut.
50 ekor diletakkan di sebelah kanan dan sisanya 50 ekor lagi diletakkan di sebelah kiri.
Akan tetapi malangnya, di tengah perjalanan dia terjatuh dari sepeda motornya..., ayam-ayam yang dia bawa langsung lepas dan pada lari berhamburan.
Orang-orang ramai berdatangan untuk mengetahui keadaan si Joni.
Tetapi si Joni malah tertawa terbahak-bahak. Seseorang diantara orang-orang yang datang bertanya, mungkin ia merasa khawatir karena melihat si Joni yang tertawa-tawa...
Orang yg datang :
"Mas, mas nggak apa-apa kan... ? Kepalanya nggak sakit kan ?"
Joni : "Ha... ha... ha... !"
Orang yang datang : "Mas, kenapa mas ?"
Joni :
"Ha... ha... ha..., dasar ayam-ayam goblok!!, mau kemana elu pada...? (sambil menunjuk ke arah ayam-ayam yang berlari) alamatnya kan ada di gue... Hua.. ha.. ha.. ha....."
Moral Cerita :
Para ayam lari kocar-kacir menuju alamat hidup dan tak mau ikut mas joni yang akan mengantarnya ke alamat mati. Ternyata para ayam sudah membaca firasat bahwa hidup mereka tak panjang lagi, maka 100 ayam berdoa bersama. Ternyata doa para ayam dikabulkan Tuhan. Semoga semakin banyak manusia yang merelakan para ayam tetap hidup merdeka.

Ayam Jago
Ceritanya di sebuah peternakan ayam ada 25 Ayam betina dan 1 ayam jago (jantan)yang umurnya sudah tua sekali.
Karena merasa ayam jago yang tua tadi sudah melewati masa produktif-nya, si pemilik peternakan memutuskan untuk membeli 1 ayam jago lagi yang masih muda. Tentu saja hal ini membuat si Ayam jago tua menjadi merasa tersaingi.

Si Tua : Eh, kamu jangan serakah ya. Ayam betinanya kan ada 25, kamu boleh ambil yang 15 sedang aku yang 10 ekor.
Si Muda: Tidak bisa. Kamu kan sudah tua dan loyo, pokoknya semua buat aku aja.
Si Tua : Kalau begitu mendingan kita lomba saja, siapa yang menang boleh ambil semua ayam betina yang ada disini.
Si Muda: Boleh saja! Mau lomba apa ?
Si Tua : Lomba lari 100 m.
Si Muda: Ok, gak masalah
Si Tua: Tapi karena aku sudah tua, aku minta untuk lari dulu di depanmu 25m.
Si Muda: Boleh (dengan penuh keyakinan).
Lomba lari dimulai.
Ayam jago tua lari dulu 25 meter baru kemudian ayam jago muda hampir bisa nyusul ayam tua, tiba-tiba si ayam jago muda menggelepar dan mati seketika ditembak oleh pemilik.
Sambil memungut ayam muda tadi, si pemilik menggerutu "SIAL, INI AYAM JAGO-HOMO KE SEPULUH YANG AKU BELI BULAN INI. BUKAN-NYA NGEJAR BETINA, MALAH NGEJAR-NGEJAR SI JAGO JUGA"

Moral Cerita :
Kesombongan dan keserakan bisa merugikan diri sendiri. Mari kita belajar untuk lebih bisa mengalah dan tidak ingin banyak memiliki. Seperti kata pepatah :semakin sedikit yang dimiliki (berwujud) maka semakin sedikit pula kilesa"

Dokter dan Montir
Ada seorang montir yang tinggal berseberangan dengan dokter bedah jantung. Si montir ini hanya berpenghasilan sekitar 1-2 juta perbulan dari bengkel yang dimilikinya sendiri. Si dokter bedah jantung tersebut memiliki penghasilan 25-30 juta perbulan dari rumah sakit yang sama sekali bukan miliknya.

Suatu hari si montir mendengar hal tersebut dan merasa tidak terima dengan perbandingan penghasilan yang demikian besarnya. Esok paginya, dipanggillah si dokter bedah jantung tersebut ke bengkelnya si montir.

Montir: "Pak Dokter, saya tidak habis pikir bagaimana Anda bisa menghasilkan sekian puluh juta perbulan dengan hanya melakukan operasi kepada beberapa pasien saja.
Sementara saya yang melakukan operasi kepada sekian puluh mobil perbulan hanya menghasilkan sekian juta saja. Menurut saya, profesi Anda yang melakukan operasi jantung tidak berbeda dengan mesin mobil yang saya perbaiki di sini"

Dokter: "Boleh saya tahu bagaimana cara Anda melakukan operasi?"
Montir: "oh tentu . ini contohnya ." Sambil menunjuk ke mobil Benz yang mengalami kerusakan pada poros putaran di bagian dalam mesinnya. "Ini kan sama saja dengan jantung manusia ."
Dokter: "Betul ."
Montir: "Kalau saya betulkan bagian ini, maka jantung si mobil akan berfungsi normal lagi . Jadi sama saja dengan pekerjaan Pak Dokter dong???"
Dokter: (dengan nada sangat sabar) "Betul . Tapi coba Anda membetulkan mesin mobil tersebut tanpa mematikan mesinnya ."

Moral Cerita :
Ha..ha..
Jalanilah kehidupan ini dengan apa adanya. Janganlah mengharapkan hal yang bukan-bukan dan membandingkan satu sama lain. Yang akan menjadi bagian Anda selamanya akan menjadi milik Anda, namun kalau bukan bagian Anda bagaimana Anda dapat mengejarnya?

Pengalaman di WC
Ini sebuah pengalaman Udin sewaktu di WC luar negri
Entah kenapa tiba-tiba perut Udin terasa mulas. Langsung saja Udin masuk ke WC yang saat itu kebetulan sepi.
Belum semenit duduk, Udin denger suara bapak-bapak berkata :
"Gimana dik? Baik aja?"
Kedengarannya dari WC sebelah. Kaget juga, darimana dia tahu Udin orang Indonesia. Karena Udin nggak biasa ngobrol sama orang yang belum dikenal, maka Udin jawab aja: "Ya, baik".
Eh, dia nanya lagi :
"Sekarang gimana, sudah krasa lega?".
Wah pertanyaan macam apa itu? Ada-ada saja. Baru juga nongkrong semenit,
jadi Udin jawab sekenanya aja : "Lumayan".
Dia jawab lagi : "Sama dong....tapi saya ada masalah dikit nih".
Udin mulai curiga, lalu gantian Udin yang tanya : "Masalah apa, pak?"
Dia langsung jawab : "Iniii.....ada orang aneh di WC sebelah ikut-ikutan njawab pertanyaan saya, gimana kalo nanti saya telpon lagi? Ya....sampai nanti.....".

Moral Cerita :
Tidak semua peristiwa harus kita tanggapi dengan gegabah dan serius. Terutama peristiwa yang rasanya tidak berkaitan langsung dengan kita, sehingga kita tidak perlu terburu buru mengambil kesimpulan dalam segala hal.

Jangan Menyerah !!
Hari 1. Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal didekat rumahnya.
cadel:"bang, beli nasi goleng satu "
abang:"apa...?" (.....ngeledek.)
cadel:"Nasi Goleng!
abang:"Apaan...?(.....Ngeledek lagi.)
cadel:"Nasi Goleng!!!"
abang:"ohh nasi goleng..."
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal, sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan "nasi goreng" dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

Hari 2. Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi
cadel:"bang...,saya mau beli NASI GORENG,bungkus!!!"
abang:"ohh...pake apa?"
cadel:"...pake telul..." Sambil sedih...
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata "telur" sampai benar.

Hari 3. Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng:
cadel:"bang..., beli NASI GORENG, Pake TELOR!!!Bungkus!"
abang:"ceplok atau dadar ?"
cadel:"dadal..."
Dengan spontan. Kembali dia berlatih dengan keras.

Hari 4.
Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.
cadel:"bang...,beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!"
abang:"hebat kamu 'del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500 del."
si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:
cadel: "bang.., kembaliannya?"
abang: "oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?" sambil senyum ngeledek.
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi.
Tapi akhirnya dia menjawab:"...GOPEK...!!!" Sambil tersenyum penuh kemenangan.

Moral Cerita :
INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DGN PENUH PELJUANGAN !! JANGAN MENYELAH YACH !! MELDEKA !!

Kepala Batu
Pada suatu hari rumah pak Samiun di kampung kedatangan tamu dari kota metropolitan. Dengan tergesa-gesa pak Samiun segera memanggil anaknya, "Jo... Paijo, cepat pergi beli koka kola di warung mbok Samina."
"Beres pak," Paijo berlari keluar rumah.
Dengan senang pak Samiun menemani tamunya sambil menunggu datangnya Paijo dengan koka kola. Tunggu punya tunggu, satu jam berlalu, Paijo belum muncul. Mau suguhkan teh, kurang bergengsi rasanya. Sudahlah, tunggu sambil berdoa deh. Satu setengah jam berlalu, Paijo belum juga muncul, apa gerangan yang terjadi.
Pak Samiun jadi tak sabaran lagi. Dengan terpaksa dia mohon tamu tunggu sebentar, bergegaslah dia menyusul ke warung.
Baru keluar rumah, di gang tak jauh dari rumahnya tampak Paijo berdiri dengan koka kola di tangan. Seorang bapak setengah baya berdiri di depan Paijo, berdua berdiri berhadapan, tak ada yang mau mengalah.
"Jo,apa yang terjadi?" tanya pak Samiun.
"Ini pak, dia menutup jalanku, tentu aku pun menutup jalannya, jangan kalah dong." jawab Paijo.
"Oh begitu, cepat kamu bawa dulu koka kola untuk tamu, biar bapak yang tetap tutup jalannya di sini." kata pak Samiun sambil gantikan posisi Paijo. Berdua berdiri berhadapan di gang sempit, saling tak mau mengalah. Kasihan...

Moral Cerita :
Kasihan diri kita, seringkali menghadapi masalah dan saling tak mau mengalah. Akhirnya kedua pihak rugi bahkan hancur bersama. Kasihi diri yang keras kepala. Belajarlah mengalah dengan kasih, maka semua pihak akan bahagia karena kasih.

Sepeda Rusak
Seorang gadis cilik yang terlambat pulang ke rumah untuk makan malam segera diinterogasi oleh ibunya yang ingin tahu ke mana saja ia keluyuran sampai terlambat pulang….. Sang anak menjawab kalau dia terlambat pulang karena menolong temannya yang sepedanya rusak akibat terjatuh.
“Tapi kamu kan nggak tahu memperbaiki sepeda, lalu buat apa menunggu di sana?,” ujar ibunya.
“Aku tahu, Bu,” si anak menjawab. “Aku hanya menemaninya menangis sih….”

Moral Cerita :
Tidak banyak memang dari kita yang tahu apa-apa tentang memperbaiki sepeda. Dan ketika teman-teman kita terjatuh dan terhempas, bukan sepedanya yang rusak tetapi hidup mereka, tidak seorang pun dari kita tahu benar bagaimana mengatasinya. Kita memang tidak mampu “memperbaiki” kehidupan seseorang, sekalipun itu adalah sesuatu hal yang paling ingin kita lakukan. Tetapi seperti si gadis cilik tadi, kita bisa sejenak menemani mereka menangis. Itu hal terbaik yang bisa kita lakukan. Dan itu sudah cukup!

Mengapa Minum Air Putih Banyak-banyak?

Sumber : Kiriman dari Aming
Ada satu pertanyaan yang masuk ke mailbox saya, yaitu "Mengapa harus minum air putih banyak-banyak..?"
Well, sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik tersebut saya tampilkan dalam rubrik De facto hari ini.

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air. Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah : Otak dan Darah. !!

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, Sementara darah memiliki Komponen air 95%. Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi.

Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari...?
Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. caranya...?
Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri. Dari otak...?
Belum sampai segitunya (wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...), melainkan dari sumber terdekat : Darah. !!
Darah yang disedot airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang yang encer. Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah) Ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah. Dan karenam saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal.
Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal.

Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan 400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah Eh, tadi saya sudah bicara tentang otak 'kan...?

Nah saat darah kental mengalir lewat otak, perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen, Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.. (ya wajarlah namanya juga kurang makan...)
Bila ini ditambah dengan penyakit jantung (yang juga kerjanya tambah berat bila darah mengental...), maka serangan stroke bisa lebih lekas datang Sekarang tinggal anda pilih : melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari - atau-"membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke. Anda yang pilih...!

Sejarah Kemunculan Maitreya

Sumber : Majalah Cahaya Maitri
Ketika Sang Buddha Sakyamuni terlahir ke India sebagai Buddha, Maitreya juga datang mengikuti Sang Buddha dan dilahirkan di India Selatan. Sang Buddha mencapai kesempurnaan dibawah pohon Bodhi dan terkenal di seluruh India. Di waktu yang sama, Maitreya juga mencapai tingkat kesadaran akan alam semesta, rela melepas segala kenikmatan duniawi, sepenuh hati dibawah bimbingan Sang Buddha Sakyamuni terus meningkatkan diri.
Pada suatu kesempatan, ketika berada di Gunung Yen Fang, Sang Buddha bersabda tentang Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan dan menjelaskan kepada Upali, “ Masa dua belas tahun kemudian, Maitreya akan terlahir di Surga Tusita. Saat itu para penghuni Surga Tusita akan mendapatkan siraman kebahagiaan dan kebajikan yang besar”.

Di salah satu bab dalam Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan diceritakan dengan jelas tentang Maitreya dan Surga Tusita, bab ini juga sebagai bukti tentang kenyataan adanya Surga Tusita.

Selanjutnya Sariputra yang terkenal dengan kebijaksanaannya bertanya kepada Sang Buddha, “ Bagaimana dengan kemunculan kembali Maitreya sebagai seorang Buddha? Mohon Sang Junjungan Dunia memberi petunjuk agar kami semua lebih mengerti”.

Sang Buddha menjelaskan, “ Pada saat Maitreya turun ke dunia sebagai seorang Buddha, saat itu setiap pemimpin Negara sangat disiplin dan bijaksana, rakyat hidup tentram bahagia, sandang- pangan terpenuhi, hubungan antara manusia sangat harmonis, tidak ada pertikaian dan bencana, usia manusia mencapai 80 ribu tahun”.

Para Bhikku yang mendengarkan sangat berkeinginan untuk bisa terlahir di Surga Tusita dan bersama- sama dengan Maitreya turun ke dunia.

Setiap detil peristiwa tentang Maitreya tercatat dalam kitab Maitreya Turun ke Dunia Sebagai Seorang Buddha. Kitab ini merincikan tentang alam sahaloka dan alam bahagia yang terwujud ketika Maitreya datang dengan misi sebagai seorang Buddha. Maitreya dengan dharma agungnya datang untuk menyelamatkan tiga alam. Ini sedikit gambaran Sang Buddha kepada murid- murid-Nya.

Pernah pada suatu kelahiran, Sang Buddha Sakyamuni dan Maitreya bersama- sama membina diri. Keduanya bertekad mengembangkan cinta kasih. Tetapi saat itu Maitreya tidak segiat Sakyamuni dalam membina, sehingga Sakyamuni lebih dahulu mencapai kesempurnaan.

Dalam sejarah Tiongkok, Maitreya lebih dikenal dengan simbol pengasih. Selama berkalpa-kalpa kehidupan Maitreya terus menjadikan kasih sebagai landasan pembinaan. Maitreya pernah terlahir sebagai Ajita yang artinya “ Tak Terkalahkan”. Dalam Kitab tercatat, di zaman yang penuh kekacauan, Maitreya datang dengan kasih-Nya yang tiada tara mengalahkan semua bencana.

Simbol pengasih yang melekat pada diri maitreya mengandung arti yang mendalam. Bersumber dari sebab jodoh pada setiap kelahiran dengan umat manusia, mengutamakan kasih dalam pembinaan, dan mencapai kesempurnaan dengan kasih, maka tersebutlah “Maitreya Sang Pengasih”. Sang Pengasih yang berikrar untuk tidak memakan daging, Sang Pengasih yang menjalani pembinaan dengan metode kasih.

Maitreya sangat memahami sifat dasar manusia, menyerukan persamaan sesama makhluk, tidak membedakan tinggi- rendah, sehingga Beliau bersabda, “Dagingku adalah daging umat manusia, saya tidak akan memakan daging semua makhluk.” Ini sudah dilaksanakan ketika Maitreya mulai membina diri untuk yang pertama kalinya.

Sejak saat itu kasih-Nya yang agung telah menjadi panutan bagi setiap Pembina dari zaman ke zaman. Ditinjau dari sejarah Maitreya, maka aliran Mahayana berpantangan makan daging. Dari awal zamannya Sang Buddha telah disabdakan tidak boleh memakan daging segala makhluk. Setiap yang memakan daging berarti memutuskan tali cinta kasih, tidak memakan daging berarti menumbuhkan belas kasihan terhadap sesama makhluk .
ini melahirkan keinsafan sejati, inilah dasar seorang Buddha. Bahkan ketika seekor nyamuk menggigit tubuh kita juga tidak boleh membunuhnya, sehingga muncul istilah “Beramal dengan Badan”. Ketika satu perbuatan kita yang sekecil apapun melukai atau menghilangkan nyawa makhluk lain patut dipertobatkan dan disesalkan, kemudian dibacakan parita untuk membantunya menuju alam bahagia. Ini adalah tingkat tertinggi dari pembinaan seorang Buddha.

Para Pembina di Daratan Tiongkok baik seorang Bhikku maupun orang yang berkebajikan sangat menjunjung tinggi sila pembunuhan dan adalah kewajiban menganjurkan orang lain menjalankan hal yang sama. Jadi bukan hanya tidak makan daging, tapi juga tidak boleh melukai makhluk hidup yang lain. Inilah teknik pembinaan Samadhi Maitri. Sewaktu mencapai kesempurnaan, Maitreya lebih memilih berdiam di alam tingkat 4, Surga Tusita, yang berarti “Berkecukupan”. Di surga Tusita setiap penghuninya masih mempunyai nafsu keinginan namun mereka tidak terikat dan tidak serakah serta memahami benar hukum sebab-akibat. Di Surga Tusita segala keinginan bisa terpenuhi, sehingga dinamakan alam berkecukupan.

Maitreya berdiam di istana 49 lapisan yang terletak di taman dalam. Di sinilah Maitreya membabarkan dharma. Selain taman dalam, masih ada taman luar yang penghuninya masih mempunyai keinginan sehingga disebut “Taman Awam”. Ditaman dalam tempat Bodhisatwa Maitreya berdiam juga ada penghuni lain yang telah mencapai tingkat Bodhisatva. Dikarenakan Maitreya berdiam disana maka dinamakan juga Bumi Suci Maitreya.

Pembina yang berjuang mencapai Bumi Suci Maitreya lebih banyak ditemukan sebelum jaman Dinasti Tang. Sesudah itu, kebayakan Pembina lebih berkeinginan lahir di Bumi Suci Barat sehingga nama Surga Tusita jarang terdengar lagi. Walau demikian, Pembina yang berpengalaman tetap memilih Bumi Suci Maitreya karena dengan memilih Bumi suci Maitreya maka kelak akan berkesempatan bersama- sama maitreya turun ke dunia untuk menggelar misi akbar, dan itu adalah kesempatan terbaik untuk mencapai pencerahan. Di Surga Tusita, Maitreya bukanlah menikmati kesenangan, tetapi demi menuntun Pembina yang masih belum bisa melepaskan sisi keduniawiannya agar mereka menemukan jalan terbaik untuk meningkatkan pembinaan diri.

Pada masa Dinasti Liang, Maitreya terlahir di She Jiang bernama Fu Weng, orang-orang menyebutnya Fu Da She, ia berteman baik dengan raja Liang Wu Di dan sering berkesempatan membabarkan dharma di istana. Raja Liang sangat percaya pada dharma dan manjadi pengikut setia sang Buddha. Namun sang permaisuri tidak percaya bahkan menghina Buddha Dharma, akhirnya meninggal dunia karena suatu penyakit. Sesudah meninggal ia mendatangi Raja Liang dalam mimpi dan menceritakan bahwa karena semasa hidup telah menghina Buddha Dharma, akibatnya ia sangat menderita di alam neraka dan sulit terbebaskan.

Raja menjumpai Fu Da She meminta petunjuk akan mimpi tersebut. Fu Da She menganjurkan mencari Pertapa Agung di gunung Jiang Jin. Sang pertapa menganjurkan sang raja mengadakan pertemuan dharma selama 49 hari. Setelah itu sang permaisuri kembali mendatanginya dalam mimpi dan mengatakan bahwa ia telah mendapatkan pahala dan sekarang berkesempatan lahir di alam ke-33.

Pada zaman Dinasti Nan berdiri 480 kuil, di setiap tingkat terpampang 2 baris kalimat berbunyi,”Kita bisa melihat keyakinan raja Liang terhadap Buddha dharma dan menyaksikan begaimana Buddha Dharma berkembang pesat pada masa itu. Semua ini tidak terlepas dari kemunculan Maitreya sebagai Fu Da She”.

Bahayanya Minum Softdrinks

Sumber : Kiriman dari Aming
Untuk Perhatian Kita PH rata-rata dari soft drink, antara lain: Coca-Cola & Pepsi adalah 3.4. Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang! Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30th.
Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua Calcium yang larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal. Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral).
Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan, coba tebak apa akibatnya? Akibatnya?Tubuh kita mempunyai suhu optimum 370 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0.
Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi.
Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.Beberapa Contoh 2 bulan lalu, ada sebuah kompetisi di Universitas Delhi?Siapa dapat minum Coca-Cola paling banyak?? Pemenangnya meminum 8 botol dan mati seketika karena kelebihan Karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen. Setelah itu, Rektor melarang semua soft drink di semua kantin universitas.
Seseorang menaruh gigi patah di dalam botol pepsi, dan dalam 10 hari gigi tersebut melarut! Gigi dan tulang adalah satu-satunya organ manusia tetap utuh selama tahunan setelah manusia mati Bayangkan Apa yang minuman tersebut pasti lakukan pada usus dan lapisan perut kita yang halus! Permohonan Kepada Semua Forward kabar ini kepada teman-teman untuk menambah Kewaspadaan terhadap kegunaan soft drinks.

Saat Pengembalian ( For Maitreya)

Lihatlah sebuah dunia dalam diri, apa yang ada dan terjadi di dalamnya. Wah, seludang niat pikiran terus timbul-tenggelam sesuka hati, berganti dan berkelana dengan begitu bebas hanya karena tak ada orang yang melihat. Begitulah kita berpikir ke sana ke mari tak tentu arah.
Kadang terbayang kejadian yang menggembirakan, kita pun tersenyum sendiri. Kadang teringat peristiwa yang menyedihkan, air mata pun menetes tanpa disadari. Sungguh empat musim di hati bisa terjadi dalam satu hari.
Kita hidup dalam dunia fantasi, alam khayal, dan dibuai mimpi. Coba berpalinglah, amatilah niat pikiran yang sudah terbiasa bebas dan tak mau diatur ini. Sekarang umumkan kepadanya, bahwa nurani telah datang untuk menjadi tuan, bagaimana pun dia harus menjadi bawahan yang mau diatur. Pasti niat pikiran akan tersenyum sinis dan meremehkan nurani. Telah lama dia bebas sesuka hati, tak ada yang mampu mengendalikannya, kini nurani minta ganti posisi, bisakah?

Tidak mudah untuk berpaling berarti tak mudah menuju pantai bahagia. Semua ini karena samudera duka terlalu luas tak bertepi. Hanya di bawah kasih dan kuasaNya semua dapat terjadi.
Laomu dan Sang Maitreya amat jelas akan semua ini, maka kuasa firmanNya diturunkan dan Sang Maitreya dihadirkan. Diksa Maitreya dengan kekuatan mahadahsyat, seperti kekuatan yang menciptakan alam semesta, datang membawa kita berpaling ke dalam nurani.
Diksa Maitreya datang menghentikan langkah kita, selanjutnya kasih Maitreya membimbing kita untuk berputar arah dan melangkah pulang. Kalaulah kita sudah pernah melihat ke dalam diri dan menyaksikan diri yang penuh kelemahan, kekurangan, dan keterikatan, maka kita akan termenung dan bertanya, ”Mampukah aku berpaling dan kembali?” Selanjutnya kita akan menjerit, ”Oh, Laomu….. Oh, Maitreya betapa aku butuh uluran tanganMu dan limpahan kekuatan dariMu. KarenaMulah aku baru mampu dan kuat melangkah untuk kembali kepadaMu!”

Dengan berpaling ke dalam diri membuat kita berpaling kepada Laomu dan Sang Maitreya. Selama ini kita melupakan Laomu karena kita terus berlari pergi dan tak pernah mau kembali. Kita sibuk mencari semua yang di luar diri, sementara nyata-nyata kita kehilangan diri. Inilah sebabnya semakin mencari semakin haus, walau banyak memiliki namun tetap gersang dan kosong dalam hati.
Sekaranglah kita harus berpaling dan kembali. Berpaling ke dalam diri, terlebih harus berpaling kepada Laomu dan Sang Maitreya. Tak ada artinya kita tutup mata dan tutup telinga untuk kemudian terus mencari di dalam hati. Ini akan membawa kita menuju samudera tak bertepi yang baru, bukan membawa kita ke pantai bahagia. Ingat, Laomu sumber segalanya. Bagian jiwa Laomu harus kembali dan menyatu kepadaNya, demikian barulah pengembalian sejati.

Mulai dari hal sederhana dalam kehidupan sehari hari sampai peristiwa gegap gempita yang dialami, jangan lupa berpaling ke dalam diri dan berpaling untuk memanggil namaNya. Serahkan diri ke dalam pengaturanNya, berusahalah memahami dan berbuat sesuai dengan maksud dan kehendakNya. Laomu dan Sang Maitreya yang paling memahami kita, Dia akan mengatur yang terbaik untuk kita. Dalam kesulitan, jangan lupa berpaling dan memohon kekuatan dariNya, maka kita akan kuat mengatasi kesulitan hidup. Dalam keberhasilan, jangan lupa berpaling dan bersyukur atas rahmatNya, maka kita akan tetap mawas diri dan memanfaatkan keberhasilan untuk membawakan berkah bagi sesama. Dalam kebimbangan, jangan lupa berpaling dan memohon petunjukNya, maka Dia akan menunjukkan jalan menuju terang.
Dalam kegalauan batin, jangan lupa berpaling memohon kekuatanNya, maka terang kasihNya akan melenyapkan semua kegalauan dan keresahan. Dalam nafsu keinginan yang menggelora, jangan pula berpaling dan memanggil namaNya, maka kekudusanNya akan datang menentramkan hati yang menggelora. Dalam keterikatan, jangan lupa berpaling dan berdoa kepadaNya, maka terang kearifanNya akan membuka semua simpul hati. Percayalah, tak ada yang tak mungkin bagiNya dan tak ada yang tak mampu dilakukanNya.
Kuncinya, kita harus berpaling ke dalam diri dan berpaling kepadaNya. Berpalinglah! Saat pengambalian telah tiba.

Sungguh hidup adalah anugerah kesempatan dariNya. Kesempatan untuk kembali dan menemukan jati diri. Laomu terus melimpahkan kasihNya dengan cara yang tak ada habis-habisnya dan dalam waktu yang juga tak ada habis-habisnya, semua ini karena kita bagian jiwa dariNya, kasihNya untuk kita sungguh tak ada habis-habisnya. Satu demi satu kehidupan, satu demi satu siklus penciptaan alam, satu demi satu utusanNya datang ke tengah kita, untuk apa? Demi siapa?

Kesempatan hidup dianugerahkan kepada kita bukan untuk dibiarkan berlalu bersama waktu. Bukan juga untuk diratapi, disesali, dikesampingkan, masa bodoh, sebaliknya bukan juga untuk mencari kenikmatan sesuka hati sampai sepuas-puasnya untuk kemudian terkapar seletih-letihnya. Betapa banyak manusia yang melewati waktu dalam hidupnya dengan penuh kekesalan, sehingga terus melampiaskan emosinya dan menghempaskan hidupnya. Beginikah hidup? Begitu tak berartikah diri kita?

Mari kita peduli! Peduli pada sesuatu yang paling inti dan pribadi. Tiada lain peduli pada diri sendiri. Cobalah kita buka mata menatap diri, buka telinga dengar suara diri, buka hati untuk terima diri, dan ambil peduli. Asal kita mau peduli maka kita pasti bisa kembali. Asal kita mau peduli, suaraNya pasti sampai ke dalam diri. Mulailah dengan peduli diri, berpaling menatap diri, merenung tentang diri, berubah demi diri, berjuang membangun diri. Melulu demi diri, karena memang dirilah kunci semua masalah - penyebab semua masalah dan penyelesai semua masalah.

Maitreya telah datang menuntun dan membimbing kita tiada lain untuk menyelesaikan masalah diri dan menemukan jati diri sejati. Saat ini saat yang paling tepat, saat ini kesempatan yang terbaik, saat ini anugerah yang terbesar, manfaatkanlah, tunggu apa lagi? Maitreya tak membawa kita ke dalam goa, ke tengah rimba, duduk bertapa, juga tak menyuruh kita berdiam diri demi mendapatkan ketenangan hati, tapi Maitreya justru menempatkan kita di tengah hiruk-pikuk dunia, di antara aneka ragam manusia. Di sinilah kita harus berlaga, mengarungi lautan manusia, melintasi samudera masalah. Dalam keadaan demikianlah kita dibimbing untuk berpaling, melihat diri, menemukan diri, dan menunjukkan seperti apakah diri ini.

Hari demi hari, waktu ke waktu, setiap saat kita harus menghadapi banyak masalah dan manusia silih berganti dan terus terjadi. Semua masalah dan manusia merupakan media untuk berpaling dan kembali ke dalam diri, sama sekali bukan untuk menjerat dan mengikat diri untuk terus bergelut di dalamnya. Puji-cela, sukses-gagal datang silih berganti dalam kehidupan kita. Bisa terjadi atas diri, bisa juga kita menyaksikan semua ini terjadi pada orang lain. Jangan melayang lama dalam pujian dan kesuksesan, jangan juga merana lama dalam celaan dan kegagalan. Jangan minder dan iri melihat keberhasilan orang lain, jangan juga mencela mereka yang ditimpa kegagalan. Bagaimana reaksi spontan dalam hati saat puji-cela, sukses-gagal terjadi, sebenarnya begitu berpaling maka tampak jelaslah bagaimana kepribadian kita. Setelah berpaling melihat diri, selanjutnya didiklah diri dengan kebenaran yang ada, berdoa dan berusahalah memperbaiki diri.
Sebenarnya asal kita tak lupa berpaling dan bisa jujur mengakui kekurangan diri, ini sudah menjadi langkah awal yang amat menggembirakan dalam membina. Ini batu pertama dalam pembangunan pribadi mulia. Ini ayunan langkah pertama untuk kembali kepada diri sejati dan bersua dengan Laomu. Demikianlah proses membina yang sebenarnya.

Begitu mata terbuka, alam ciptaanNya terhampar di depan mata. Langit, bumi, pasir, bunga, pohon, awan, gunung, air, bintang, bulan, dan sebagainya tak pernah lenyap dari tatapan mata kita, selalu hadir dalam kehidupan kita. Seisi alam mengajak dan mengingatkan kita untuk kembali ke dalam diri. Karenanya, saat memandang alam semesta coba hayatilah keindahan dan kemukjizatan ciptaanNya. Selanjutnya berpalinglah ke dalam diri, bimbinglah diri untuk meneladani kemuliaan alam yang selalu memberi dan melayani.
Dengan suara lembut dan penuh ketulusan, haturkan terima kasih kepada alam, karenanyalah kita bisa tetap hidup sampai hari ini dan untuk selanjutnya. Semua sandang, pangan, tempat tinggal, dan semua kebutuhan kita, tak ada satu pun yang bukan berasal dari alam. Sungguh kita tak bisa hidup tanpa alam. Asal kita mau berpaling, maka alam akan menjadi guru kita yang sabar dan telaten. Dia bukan mengajar dengan suara dan tutur kata; dia tak membawa buku tebal dan menyuruh kita menghafal sejuta rumus; tapi luar biasa, dia membimbing dengan teladan nyata. Kita tak perlu membaca, menghafal, dan menulis; cukup melihat dengan hati, berpaling ke dalam diri, dan mulai mencontoh saja.
Alamlah guru dari semua orang suci. Karena melihat dan menginsafi kebenaran alamlah, seorang anak manusia meninggalkan kesesatan untuk menemukan jati dirinya yang sejati dan kembali kepada Tuhan sumber segalanya. Alam adalah wujud nyata kasih dan kebesaran Tuhan. Kita ingin menjadi duta pewarta kasih Tuhan, belajarlah dari alam. Kembali, awali dengan berpaling sebagai ayunan langkah pertama.
Dunia Biasa
Sumber : MS. Wang Che Kuang Bersama waktu yang terus berlalu, dunia dan umat manusia terus berubah. Karena pengaruh fenomena dunia sehingga manusia mulai terbawa arus dan semakin jauh meninggalkan hati nuraninya. Engkau, aku, dan dia, berlomba-lomba untuk menang dari yang lain, sehingga semakin ingin tampak berbeda dengan yang lain. Hidup menonjol bagai seekor bangau di antara kawanan ayam, menjadi dambaan dan kebanggaan umat manusia. Karena inilah manusia semakin jauh berlari dari Biasa. Keinginan untuk tampil luar biasa cenderung membuat seorang manusia menjadi aneh dan abnormal. Sebagian besar manusia bersikap demikian, sehingga keanehan ini dianggap suatu kewajaran.
Sebaliknya, manusia yang ingin kembali hidup biasa dalam nurani justeru dianggap aneh dan lain dari biasanya. Tanpa kita sadari ternyata dunia kita telah menjadi sebuah dunia yang terbalik. Yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar, yang seharusnya dianggap aneh dan yang aneh dianggap memang demikianlah seharusnya.

Kondisi demikian, menjerumuskan dunia dan umat manusia ke dalam lingkaran penderitaan yang tidak berujung. Manusia hidup dalam beban, tekanan, yang tak mampu ia lepaskan. Sebagian manusia karena hal demikian akhirnya ia mencampakkan hidupnya atau mengakhiri hidupnya. Hal ini juga mengantar dunia memasuki zaman kehancuran. Manusialah dalang utama dari semua ini.
Manusia yang berbuat akhirnya manusia juga yang menerima akibatnya. Perilaku manusia yang terus menjauhi kebenaran, mengakibatkan datangnya musibah dan bencana yang tak mampu diatasi oleh manusia. Alam menjadi murka dan tak ingin lagi bersahabat dengan manusia. Sementara sesama manusia saling menuding dan menyalahkan, hidup dalam kebencian dan keinginan untuk menghancurkan sesamanya. Semua ini menjadi masalah yang tak mampu diselesaikan oleh manusia manapun di dunia.

Tuhan, Sang Pencipta dan Penguasa atas dunia ini, maha mengetahui segalanya. Dialah yang mampu mencarikan jalan keluar dari lingkaran setan seperti ini. KasihNya tiada henti dan tiada batas untuk semua makhluk ciptaanNya. Saat manusia dengan tidak bertanggung jawab melemparkan semua masalah yang sudah tak mampu ia selesaikan kepada Tuhan, Tuhan tetap menerima dan menyelesaikan masalah ini untuk menyelamatkan setiap percikan jiwaNya. Ia mengutus Sang Maitreya untuk menyelesaikan masalah ini. Ini merupakan Misi Suci Maitreya.

Sang Maitreya datang ke dunia dengan membawa Kabar Sukacita Semesta. Kedatangannya merupakan dambaan, terang, dan harapan semua makhluk. Sang Maitreya paling mengasihi dunia dan semua makhluk maka Beliau datang untuk menyelesaikan masalah besar ini. Dharma Agungnya datang untuk memperbaiki pandangan keliru yang sudah berurat akar sejak dahulu kala. Kasih dan pribadinya datang untuk menggugah dan menyadarkan hati nurani umat manusia. Di saat manusia dihancurkan oleh konsep ‘luar biasa’ maka Beliau datang membimbing manusia untuk menginsafi Kebenaran ‘Biasa’, memulai Hidup Biasa, menjadi Manusia Biasa, dan berkarya dengan Biasa. Inilah jalan keluar dari permasalahan manusia yang amat kompleks.

Misi Suci Maitreya adalah misi membangun dunia biasa. Sang Maitreya dengan Wajah Kasih, Hati Kasih, dan Perilaku Kasih, datang di hadapan umat manusia. Inilah Pribadi Biasa yang ditampilkan untuk menyadarkan umat manusia. Saat dipukul tidak melawan, saat dimarah tidak membalas, merupakan Dharma Agung Maitreya untuk meluluhkan hati yang keras dan selalu ingin menang sendiri dari setiap manusia. Singkat kata, dengan semua pribadi luhur Sang Maitreya datang membimbing umat manusia untuk kembali ke dalam Hati Nurani, Hati Biasa. Kearifan Maitreya yang tiada tara secara langsung mengungkapkan kepada manusia akan kenyataan nurani yang sebenarnya. Asalkan kita mau menerima dan mengikuti langkahnya untuk kembali menjadi manusia biasa, spontan hidup kita pasti berubah.
Dari sebuah kehidupan yang penuh beban, dari pencarian yang tidak berujung, dari persaingan yang tak menentu, berubah menjadi kehidupan yang biasa, bebas leluasa, mapan, dan damai dalam jiwa. Saat semua manusia kembali biasa, di sanalah terang dan keselamatan. Dunia yang penuh kekacauan berubah menjadi damai sentosa. Dunia yang penuh kejahatan berubah menjadi bumi suci. Dunia yang penuh linangan air mata berubah menjadi dunia tawa ceria. Dunia yang penuh dosa berubah menjadi dunia dengan sejuta kebajikan dan pribadi luhur. Inilah ‘Dunia Biasa’ yang akan dibangun Sang Maitreya.

Wahai semua manusia yang peduli akan dunia dan hidupnya, marilah kita berpaling dan berubah. Berhentilah dari lari panjang yang amat meletihkan. Akhirilah pertikaian yang hanya akan membawa kehancuran. Lepaskan beban, buka pintu jiwa, dan tataplah semua mustika yang ada di dalamnya. Percayalah, itulah anda, itulah saya, itulah dia, yang sebenarnya. Mulai langkah baru dalam Kehidupan Biasa. Mulai karya baru yang penuh Nuansa Kasih dan Biasa. Pada dasarnya, kita sama dan kaya berlimpah dalam jiwa, karena percikan Jiwa Tuhan hidup dalam diri kita. Begitu berpaling, kita pasti menemukan; menemukan diri yang biasa dan memulai Hidup Biasa. Insafilah, Hidup Biasa paling bahagia, Hidup Biasa paling leluasa, Hidup Biasa paling merdeka, Hidup Biasa paling bermakna, Hidup Biasa paling indah, Hidup Biasa berjuta rasa!

Manusia Biasa mengasihi segalanya namun dalam hatinya yang biasa,
ia tak pernah merasa telah memberikan kasih yang besar untuk orang di sekelilingnya.
Karena tiada bekas dalam hati maka tiada tuntutan dalam jiwa.
Karena tiada tuntutan dalam jiwa maka tiada yang mampu menghentikan langkah kasihnya.
Inilah Kasih Sejati yang mampu lestari, kekal abadi.

The Wisdom of Humor - 3

Nenek dan Kacang Mede
Ibu Mira sebagai penduduk baru di komplek rumahnya, datang ke rumah tetangga sebelahnya yang dihuni oleh satu orang nenek-nenek.
Ibu Mira : Nek, kenalin nek, saya tetangga baru nenek, nama saya Mira.
Nenek : Oh, silakan duduk...silahkan duduk.
Pas lagi ngobrol, di meja ada setoples kacang mede.
Ibu Mira : Wah nek, boleh yah saya cicipi kacang medenya .
Nenek : oh.. yah.. yah..., boleh...boleh....boleh.
Saking enaknya kacang mede tersebut, sampai habis satu toples.
Ibu Mira : wah, maaf nek, kacang medenya sampai habis nih...
Nenek : Oh, nggak apa-apa koq, nenek juga nggak bisa makan, maklum gigi nenek udah nggak kuat, Nenek kan sering dikirimin sama cucu nenek coklat silver queen, nenek hanya mampu jilatin coklatnya aja, dan kacang medenya yah itu.......
Ibu Mira (dalam hati) : iiihhh...sialaaaaaan...???!!!!!!!!!

Moral Cerita :
Dalam segala hal kita perlu cermat dan hati-hati. Karena bila tidak cermat, akhirnya kita sendiri yang harus menanggung resikonya.

Salah Ucap
Sumber : The Wisdom of Humor
Tn. Wang yang bisnisnya gagal, ditambah dengan investasi tidak menghasilkan, dengan utang yang menumpuk berpikir bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan masalahnya adalah ─ terjun dari gedung bunuh diri.
Polisi yang naik ke atas membujuknya,”Tn. Wang, kamu harus memikirkan sepasang anakmu yang pintar dan manis.”
Setelah berpikir Tn. Wang merasa ‘benar juga’, oleh karena itu dia mundur selangkah. Polisi kemudian berkata lagi,”Dan lagi, kamu tega meninggalkan kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidikmu selama 30 tahun?” Tn. Wang berpikir-pikir lagi dan merasa ‘benar juga’, oleh karena itu ia mundur lagi selangkah.
Justru pada saat itu polisi tanpa berpikir berkata, “Istri yang pengertian dan telah menikah denganmu 5 tahun, sedang menanti kepulangan Anda.”
Setelah perkataan itu, Tn.Wang tanpa berpikir panjang, dengan kecepatan bagaikan kilat, langsung terjun ke bawah.

Moral Cerita :
Terpanggil menyelamatkan seseorang apalagi menyangkut keselamatan jiwanya, merupakan wujud cinta kasih, namun di sisi lain juga dibutuhkan kearifan. Dengan berpadunya kearifan dan cinta kasih, maka akan sukses sempurna melakukan hal apapun juga.

Cemburu Buta
Ada seorang wanita yang berumur 40 menjelang 50, karena sudah tidak muda lagi sampai-sampai membuat dia tidak percaya diri lagi. Mengingat Li Hui yang sudah menikah selama 20 tahun, menyebabkannya tiap hari mencurigai suaminya mempunyai simpanan. Akhir-akhir ini, setelah suaminya pulang kerja, dia langsung memeriksa mobil suaminya, apakah ada tanda-tanda bekas peninggalan wanita lain.
Pada hari pertama, dia menemukan sehelai rambut hitam yang lembut. Dia dengan marah berkata kepada suaminya,”Saya sudah tau kamu tidak mencintai saya lagi, hari ini kamu pasti bersama-sama dengan seorang wanita muda.”
“Istriku, kamu terlalu mudah curiga.” suaminya menjelaskan dengan pasrah.
Pada hari kedua, dia menemukan sehelai rambut putih keriting. Dia dengan lebih emosi berkata terhadap suaminya,”Kamu sengaja membuatku marah, kamu mencari seorang wanita tua yang penuh dengan rambut putih.”
“Istriku, ini adalah hal yang mustahil. Kamu jangan salah paham.” suaminya segera menjelaskan.
Pada hari ketiga, Li Hui marah sampai minta cerai. Suaminya dengan bingung bertanya,”Hari ini kamu tidak menemukan sehelai rambutpun, mengapa malah lebih marah?”
Istrinya menjawab,”Saya sungguh tidak percaya, kamu ternyata begitu rendahnya sampai-sampai mencari seorang wanita botak.”

Moral Cerita :
Kadang kita tidak pernah menyadari kebiasaan maupun kepribadian kita yang tidak baik akan menimbulkan hubungan yang tidak baik dengan orang lain di sekeliling kita. Seperti cerita di atas, sebenarnya si istri yang terlalu dibawa perasaan curiganya sendiri akhirnya ingin bercerai dengan suaminya hanya karena sehelai rambut di dalam mobil. Ketika kita membaca cerita ini kita merasa sangat lucu melihat tingkah si istri terhadap suaminya, tetapi apakah kita juga menyadari kita pun sering bertingkah laku seperti itu.
Masalah kecil yang timbul kadang hanya karena sebuah perasaan curiga, iri, cemburu dan serakah akan menghancurkan suatu hubungan baik kita dengan orang-orang sekeliling kita.
Bahkan kadang hanya karena kesalah pahaman kita menyalahkan orang lain tanpa alasan. Pernahkah kita seperti itu, pikirkan sendiri!!! Ketika semuanya berlalu akhirnya yang diperoleh adalah sebuah penyesalan mengapa saya bertingkah laku bodoh seperti itu. Untuk itu maafkanlah setiap orang yang melakukan kesalahan kepada kita karena secara sengaja maupun tidak sengaja kita pun sering melukai dan berbuat kesalahan terhadap orang lain. Bukankah seperti itu???

Si Gemuk
Ada seorang ibu sering berkata sambil mencemooh terhadap anak perempuannya.
Yang paling tidak dia senangi adalah tubuh anaknya yang gemuk. Dia sering berkata kepada anaknya,”Gemuk begitu, siapa yang mau denganmu?”
Suatu hari anaknya sudah tidak tahan terhadap ejekan mamanya dan berkata mamanya,”Mama kalau ngomong begitu lagi, saya…, saya akan terjun ke laut!”
Mamanya membalas,” Tidak tahu diri kamu, begitu kamu terjun maka airnya akan naik sehingga orang lain bisa mendarat.”
Anaknya setelah mendengar begitu malah tambah marah,”Kalau begitu saya bunuh diri saja, lalu membakar diri sampai menjadi abu, biar mama tidak bisa kenali.”
Mama lalu menyahut,”Bagaimana mungkin saya tidak bisa mengenalimu? Tumpukan abu yang paling banyak itu pasti kamu.”

Moral Cerita :
Menganggap penting kata-kata yang dilontarkan orang lain terhadap kita hanya akan merugikan diri sendiri.
Buat apa ambil pusing dengan semua kata-kata tidak menyenangkan itu, meskipun memang menyakitkan tetapi disinilah kita memiliki banyak kesempatan belajar untuk mencerna kata-kata itu untuk mengembangkan kearifan kita. Berpikir positif dapat membantu kita dalam mengatasi masalah dalam hidup kita, maka kita pun terbebas dari beban yang tidak perlu.

Cantik … Cantik …!
Sumber : The Wisdom of Humor
Ada seorang nyonya yang kurang percaya diri, setiap hari ia akan memakai semua perhiasan di tubuhnya - bagaikan pohon natal saja . Dan ia selalu bertanya kepada suaminya, “Bagaimana dengan penampilanku hari ini, cantik nggak?”
Dengan tidak sabar suaminya menjawab, “Cantik …., cantik …!”
Pada suatu hari ia bertanya lagi kepada suaminya, “Kalau hari ini, cantik nggak? Sempurna nggak cantik saya? Bisa dapat nilai 10 nggak?”
Suaminya menjawab, “Kecantikanmu masih kurang sempurna, paling cuma dapat nilai 8.”
Dengan geram si istri berkata, “Di manaku yang kurang cantik, ayo coba katakan.”
Dengan jujur suaminya berkata, “Kamu sama sekali tidak memiliki kecantikan hati dan kecantikan wajah.”

Moral Cerita :
Kecantikan seseorang bukan dinilai dari segala asesoris yang dimilikinya, juga bukan dinilai dari wajahnya. Kecantikan yang sejati adalah kecantikan dan keindahan hati dan pribadi seseorang. Sekalipun wajahnya biasa-biasa saja namun memiliki hati dan pribadi yang indah, maka akan menunjukkan sikap dan perilaku yang indah dan mulia. Karena itu kita mau memilih yang mana cantik hanya di penampilan atau cantik di hati?

Parasut
Sumber : The Wisdom of Humor
Di sebuah pesawat penumpang, tiba-tiba terjadi kecelakaan di udara, pilot dengan panik mengumumkan kepada para penumpang, “Dalam waktu 5 menit pesawat akan menghentikan mesinnya, namun yang disayangkan, di atas pesawat kita berjumlah 5 orang, sedangkan parasut hanya ada 4 saja.”
Setelah selesai menyampaikan pengumuman, pilot ini langsung mengambil parasut pertama untuk menyelamatkan diri.
Penumpang pertama adalah seorang pengacara, maka pengacara ini langsung berbicara, ”Selama 20 tahun saya bersusah payah kuliah dengan kondisi keuangan yang sulit, akhirnya saya berhasil mendapatkan lisensi sebagai seorang pengacara. Karena itu saya harus pulang dalam keadaan selamat.” Selesai berbicara, pengacara langsung mengambil parasut kedua lari menyelamatkan diri.
Penumpang kedua adalah seorang pedagang, dia pun berkata, ”Masih banyak bisnis besar menungguku, karena itu saya jalan duluan.” Sama halnya dengan penumpang pertama, pedagang ini mengambil parasut ketiga dan menyelamatkan diri.
Akhirnya di atas pesawat tersisa seorang kakek tua dan seorang siswa. Kakek tua ini berkata kepada siswa ini, “Adik kecil, kakek sudah tua, tidak bisa berbuat banyak lagi untuk masyarakat, sedangkan usia kamu masih panjang, punya masa depan yang gemilang, karena itu, parasut terakhir kuberikan kepadamu saja.”
Siswa ini langsung berkata, “Kakek tua, tak perlu khawatir, kita dapat menyelamatkan diri bersama-sama, karena masih ada 2 parasut!”
Dengan wajah penuh kebingungan kakek tua ini berkata, “Jelas-jelas parasutnya sisa satu, kok bisa sisa dua???”
Siswa ini menjawab, “Tadi paman pengacara itu karena begitu tergesa-gesa, dia salah ambil, bukannya parasut, tapi tas sekolah saya.”

Moral Cerita :
Sebagai seorang manusia kita tidak boleh egois, dalam keadaan apa pun kita selalu belajar berpikir demi kebaikan orang lain. Saat diri egois, maka diri sendiri tak akan mendapatkan faedahnya. Bisa berpikir demi orang lain, maka diri sendiri akan mendapatkan berkah.

Orang Kaya vs Orang Miskin
Seorang pria , perlente , perut buncit , pakai jas , dan berkesan kaya raya. Mungkin mirip mirip bos-2 konglomerat ( teman-2 bisa membayangkan siapa ya ?) berjalan keluar dari gedung BNI 46 thamrin - yang katanya nyaris kebanjiran ya ? Pas di depan gedung , ada seorang pengemis , seumuran si pria, kurus kering, muka layu , pakaian compang camping dan penuh debu ( kalau yang ini bisa dibayangkan seperti ... bayangkan sendiri aja si pengemis begitu lihat si pria segera berkata
"Tuan kasihanin saya, minta uang 20 ribu dong " Si pria kaya berhenti , dipandangnya si pengemis sejenak lalu bertanya "Kalau saya beri 20.000 , kamu tidak akan pakai untuk minum-minum kan? "
Pengemis: " Oh tidak tuan , saya tidak suka minuman keras "
Si pria: " Juga tidak akan pakai buat berjudi ?? "
Pengemis: " Tentu tidak tuan , saya tidak suka berjudi "
Si pria: " Juga tidak di pakai main perempuan ?? "
Pengemis: " Tidak tidak , seumur umur saya nggak pernah suka main perempuan"
Pria kaya itu pikir pikir sebentar lalu berkata lagi " Gini aja , kamu ikut saya pulang , saya kenalkan sama istri saya, setelah itu kamu saya kasih 2.000.000"
si pengemis menjawab " Lho koq , buat apa tuan ? "
"Saya mau kasih lihat istri saya , kalau seorang laki laki tdk suka minum-minum , tidak suka berjudi , dan tidak suka main perempuan, hasilnya seperti kamu ini " jawab si pria kalem.

Moral Cerita :
Seseorang yang mempertahankan moralnya bisa menjadi seperti pengemis. Meski dia miskin di dunia ini tapi belum tentu dia miskin di sisi Laomu. Jadi selalulah tingkatkan moral kita demi masa depan yang cerah.

Anda juga Jamur ya?????????
Sumber : The Wisdom of Humor
Di sebuah rumah sakit jiwa, ada seorang nenek tua yang setiap hari berpakaian hitam sambil memegang sebuah payung hitam yang terbuka, lalu jongkok di depan rumah sakit jiwa.
Kemudian sang dokter berpikir, untuk menyembuhkan pasiennya, maka harus memahami pasiennya terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada suatu hari, sang dokter juga berpakaian hitam sambil memegang sebuah payung hitam yang terbuka dan bersama-sama jongkok dengan nenek tua itu cukup lama.
Akhirnya nenek tua itu bersuara dan berkata kepada dokter: “Numpang nanya, ……apakah Anda juga jamur???????
Dokter: ????????

Moral Cerita :
Kadang kala kita punya keinginan untuk membantu orang lain, namun bantuan kita ternyata ditafsir lain oleh orang lain. Sekalipun demikian, kita tidak tidak perlu kecewa, asalkan kita mempunyai niat yang baik, teruslah berpacu. Karena itu, jangan takut untuk berbuat baik.

Sudah Tua
Tiga nenek yang sudah jompo sedang berdiskusi tentang masa tua mereka. Nenek pertama berkata, "Kadang-kadang saat sedang berdiri di depan kulkas dan memegang sebotol selai aku tidak dapat ingat apakah aku sedang mengembalikan selai itu ke dalam kulkas atau aku akan mengambilnya untuk mengolesi roti."
Nenek kedua tidak mau ketinggalan, "Wah, aku bahkan lebih parah lagi.
Kalau aku sedang berada di tengah tangga, aku jadi bingung apakah aku akan naik atau akan turun."
"Kalau begitu aku paling beruntung, soalnya aku belum pernah mengalami hal-hal seperti itu," kata nenek ketiga dengan bangganya sambil mengetuk-ngetukkan tangannya ke meja. Begitu mendengar suara ketukan tangannya di meja, tiba-tiba nenek ketiga ini berdiri dan berkata, "Eh, ada yang mengetuk pintu ... aku saja deh yang buka pintunya."

Moral Cerita :
Kita tidak pernah mau kalah dari orang lain, karena kita selalu merasa diri kita lebih baik dari orang lain.

Botak
Sumber : The Wisdom of Humor
Dalam suatu pesta perayaan, seorang kepala sersan tidak hati-hati menuangkan arak merah di atas kepala seorang jenderal yang kepalanya botak. Setelah itu kepala sersan ini kaget setengah mati, tetapi ia melihat jenderal ini hanya memegang-megang kepalanya. Kemudian sang jenderal tersenyum kepada kepala sersan ini dan berkata,”Saya sudah mencoba berbagai obat penyubur rambut, apa kamu pikir arak ini bisa menyembuhkan botak saya?”

Moral Cerita :
Bila kita memiliki kekurangan, maka sampaikanlah pada diri sendiri sebuah pandangan yang positif sehingga kita tidak menjadi minder dengan keadaan kita. Sebagai contoh orang yang botak juga ada kebaikannya, karena kepalanya botak, maka dialah orang pertama yang akan merasakan air hujan, selain itu, dia bisa hemat 3 kali pakai shampoo dibandingkan orang biasa.

Kucing Modern
Sumber : The Wisdom of Humor
Suatu hari seekor tikus dikejar oleh kucing, karena itu si tikus segera bersembunyi di dalam lubang. Setelah menunggu cukup lama, tiba-tiba dari luar terdengar suara gonggongan anjing. Mendengar itu si tikus berpikir pasti kucingnya sudah lari, karena kucing paling takut sama anjing. Akhirnya si tikus keluar dari lubang dan hap … segera ditangkap oleh kucing.
Kemudian si tikus mengangkatkan kepala melihat ke kiri dan ke kanan, mencari asal suara gonggongan anjing tadi. Melihat itu, kucing berkata kepada tikus: “Kus, tak usah cari. Sebagai kucing modern, kalau tidak menguasai dua bahasa, maka susah untuk hidup dong.
Moral Cerita :
Sebagai manusia modern, kita harus bisa berbahasa yang bijaksana dan bahasa humor agar dapat hidup beradaptasi dengan orang lain.

Ditungguin ....
Pada suatu hari, ada 3 ekor kura-kura piknik bersama. Kura-kura pertama membawa makanan, kura-kura kedua membawa minuman, sedangkan kura-kura ketiga tidak membawa apa-apa. Di dalam perjalanan tiba-tiba turun hujan deras, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kemudian timbul percakapan......
Kura-kura I : "Waduhh..... salah seorang dari kita harus kembali untuk ambil payung. Siapa nih yang pergi?"
Kura-kura II dan I saling pandang, dan sepakat menuding kura-kura III.
Kura-kura III : "Nggak mau. Saya jalannya lamban dan kembalinya pasti terlambat. Nanti makanannnya keburu kalian habisin."
Kura-kura I & II:"Nggak. Kamu pasti kita tungguin."
Kura-kura III : "Pasti ??? Kalau saya perginya 1 jam?"
Kura-kura I & II:"Pasti ditungguin."
Kura-kura III : "Kalau 3 jam ??"
Kura-kura I & II:"Pasti ditungguin"
Kura-kura III : "Kalau 1 hari ?? "
Kura-kura I & II:"Ditungguin."
Kura-kura III : "3 hari ??? "
Kura-kura I & II:"Ditungguin." Kura-Kura III : "4 hari ??? "
Kura-kura I & II:"Pasti di tunggu."
Kura-kura III : "1 minggu? "
Kura I & II : "Pasti ditunggu."
Kura-Kura III : "2 minggu?"
Kura-kura I & II:"Pasti ditunggu !!!!!!! Pokoknya kamu berangkat saja."
Dengan berat hati, akhirnya kura-kura III berangkat.
Kura-kura I & II menunggu dengan setia. Sehari, dua hari dan seminggu telah berlalu. Kura-kura III belum juga kembali. Setelah dua minggu berlalu, kura-kura I & II sudah tidak kuat menahan lapar.
Kura-kura I : "Saya sudah tidak tahan lapar. Kita makan, yukkk..."
Kura-Kura II : "Saya juga sudah hampir pingsan. Kita makan dulu yukk.."
Tiba-tiba kura-kura III muncul dari semak-semak dan berseru: "Hei !, Untung saya belum berangkat karena saya tahu kalian akan menghabisi makanannya."

Moral Cerita :
Dalam hidup ini sikap saling mempercayai sangatlah dibutuhkan. Kalaulah sudah membuat sebuah komitmen, maka kedua belah pihak harus mengindahkan komitmen yang telah dibuat.

PINTU
"Dok, belakangan ini saya sering bermimpi, mimpi ini membuat saya tersiksa.
Saya lari kencang sekali kearah pintu. Lalu saya mendorongnya dengan sekuat tenaga tetapi pintu itu tidak mau terbuka."
"Apakah pintu itu terkunci?"kata Dokter.
"Tidak"jawab si pasien.
" Atau pintu sebuah Benteng?"kata Dokternya.
" Tidak." jawab si pasien lagi.
" Pintu Otomatis barangkali ? ", kata Dokternya dengan semakin penasaran.
" Bukan, Dok, pintu itu biasa-biasa saja, cuma ada tulisannya. "
" Tulisan apa ? " tanya Dokter dengan keheranannya.
" Tarik "

Moral Cerita :
Kita seorang siswa Ketuhanan telah mendapatkan banyak bimbingan dan dharma Buddha Maitreya. Tetapi masih juga sembarangan menabrak keluar dari dharma sejati. Mari kita berpaling kembali, menjalankan ajaran Buddha Maitreya yang penuh kasih. Karena hanya Buddha Maitreya-lah yang dapat menuntun kita keluar dari keterikatan duaniawi.

Romantis
Bernie diundang kawannya makan malam.
Morris, si tuan rumah, memanggil istrinya dengan kata - kata Sayang... Manis... Cintaku...Sayangku...Kasihku... dan sebangsanya. Bernie menatap Morris dan berkata,
"Romantis sekali, setelah bertahun - tahun menikah, kau tetap memanggil istrimu dengan kata - kata itu."
Morris mengangkat bahu dan berbisik, "Sebenarnya, aku lupa namanya sejak tiga tahun lalu."

Moral Cerita :
Waktu dapat membuat kita lupa, bahkan juga lupa pada nama orang yang hidup dekat dengan kita. Namun waktu tak mampu menghapus kasih sejati dalam hati kita. Memang hanya kasih yang abadi di dunia ini.

BUKU TANPA MAKNA
Yuni masuk ke sebuah perpustakaan dan berdiri di depan seorang pegawai perpustakaan tersebut sambil berkata, "Saya mau komplain!"
"Ada apa,Nona?"
Minggu lalu aku meminjam sebuah buku dari perpustakaan ini, dan buku tersebut sangat tidak bermutu!"
"Memangnya
kenapa,Nona?" "Hurufnya kecil-kecil, tidak ada spasi, tidak ada paragrafnya, Semuanya hanya huruf-huruf, tidak ada gambar menarik, dan yang paling menyedihkan, buku itu sama sekali tidak menceritakan apapun padahal ada banyak nama orang di dalamnya!"
Petugas perpustakaan itu langsung terbelalak dan berkata, "Aha .... Jadi Andalah orang yang membawa 'buku telepon" kami yang hilang minggu lalu!"

Moral Cerita :
Malu bertanya sesat dijalan. Demikianlah pepatah orang-orang.Seorang manusia hidup di dunia dan bisa menentukan tujuan hidup adalah dengan bertanya. Segala susuatu yang belum pernah kita ketahui ada baiknya kita tanyakan dulu kepada orang lain. Dengan demikian tujuan yang kita inginkan baru tidak akan salah

The Wisdom of Humor - 2

Mentos

Seorang wartawan meliput peristiwa kecelakaan yang baru beberapa saat terjadi. Karena banyak orang yangg mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan ia tidak dapat menerobos untuk melihat korban dari dekat.

Ia teringat akan iklan permen Mentos. Setelah makan permen tersebut, benar saja, si wartawan langsung dapat ide.

"Minggir! Minggir semua! Saya ayah korban!" ia berseru. "Buka jalan untuk saya…" Benar saja, kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tsb. Si wartawan ge-er dalam hati: "Berhasil juga, mentos emang ok!!! Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat... seekor anak kucing tergeletak tak berdaya!

Moral Cerita :

Sebelum tahu jelas pokok permasalahan yang terjadi jangan terlalu cepat ambil keputusan atau jadi sok tahu, akibatnya bisa berabe. Jangan terlalu gampang termakan gosip yang berkeliaran, karena itu akan merugikan kita sendiri.

Tempurung buat mama

Seorang pemuda yang sangat mengasihi ibunya, akhirnya tidak berdaya terhadap kemauan istrinya setelah menikah. Si ibu diboyong ke rumah yang baru dan ditempatkan pada pavilion yang tak nyaman.

Lama-kelamaan ibu sakit-sakitan, batuk dan penyakit tua lain mulai menggeroyoti tubuhnya. Ani istrinya takut ketularan hingga dibuatnyalah gubuk di belakang rumah yang mula-mula baik pelayanannya, tetapi lama-kelamaan pelayanan kepada ibunya semakin buruk hingga akhirnya sampai sebuah tempurung kelapa diberikan sebagai tempat makannya. Sang suami seperti acuh dan begitu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa mengontrol keadaan si ibu yang dulu dicintainya.

Suatu hari Andi berjalan-jalan dengan orang tuanya di sebuah taman, tiba-tiba Andi melihat sebuah tempurung kelapa dekat selokan bersebelahan dengan tempat sampah yang bau. Andi spontan ingin mengambil tempurung itu. Tetapi ibunya melarang. Andi terus merengek meminta benda itu, tapi dicegah oleh kedua orang tuanya. Di tengah kebingunan, ibunya bertanya:

“Andi, buat apa tempurung kotor itu?” “Aku mau simpan buat mama!” jawab Andi dengan nada merengek.

“Haa… apa…???” Sahut kedua orang tuanya keheranan. Dengan nada merayu, Andi menjawab: “Ya buat mama nanti kalau sudah tua!” si mama bengong… seperti disambar petir layaknya.

Jadi perlu diingat apa yang diperbuat oleh orang tua akan ditiru oleh anaknya.

Moral Cerita :

Didunia selalu berlaku hukum karma. Sering kita dengar, Hukum Tuhan maha adil. Apa yang pernah kita perbuat pada orang lain dan itu pasti akan kembali kita terima suatu saat. Itulah hukum sebab-akibat. Sebagai anak tidak berbakti kepada orang tuanya kelak dia pasti akan terima balasannya, anaknya pasti juga tidak akan berbakti padanya. Maka manfaatkan hidup yang singkat ini untuk menanam karma baik. Ingat tanam benih baik akan petik buah baik, sebaliknya tanam benih buruk akan petik buah buruk pula. Jadi, kenapa kita tidak mau memilih yang baik aja???

Salah Didik

Di kelas 1 SD, Bu Guru bertanya kepada murid-muridnya,
"Siapa yang bisa berhitung?"

Si Noel mengangkat tangan. "Benar kamu bisa berhitung?"

"Bisa Bu. Ayah yang mengajari."

"Baik, coba kita lihat. Setelah tiga, berapa?"

"Empat."

"Bagus. Setelah enam?"

"Tujuh."

"Setelah sembilan?"

"Sepuluh," jawab si noel. "Bagus sekali. Rupanya ayahmu benar-benar tahu bagaimana mengajar berhitung. Lalu setelah sepuluh?" tanya Bu Guru lagi.

Dengan senyum penuh keyakinan, si noel menjawab, "Jack."

Moral Cerita :

Pendidikan moral yang paling pertama kali di dapat dari seorang anak bukan berasal dari lingkungan pendidikan formal atau lingkungan sekolah, melainkan dari lingkungan keluarga. Itu dilihat bagaimana orang tua mendidik anaknya dengan cara yang benar atau justru menjerumuskan anaknya.

Menghadap Bapa di Sorga
Pak joko terbaring sakit parah di rumah sakit. Keluarganya mengundang seorang pendeta untuk mendoakannya. Pendeta itu datang dan berdiri di samping ranjangnya. Tiba-tiba kondisi Pak Joko semakin memburuk. Dengan susah payah Pak Joko memberikan kode untuk menulis di kertas dengan bolpoin.

Pendeta itu segera memenuhi permintaannya. Dengan sekuat tenaga dia berusaha menuliskan sesuatu. Setelah itu, ia menyerahkannya kepada pendeta itu. Karena harus segera mendoakan, pendeta langsung memasukkan tulisan itu kedalam saku jubahnya. Usai di doakan, Pak Joko menghadap Bapa di sorga.

Esoknya, pendeta itu memimpin upacara pemakaman. Usai berkhotbah, pendeta itu berkata,”sesaat sebelum meninggal, Pak joko menuliskan pesan terakhir. Saya yakin, pesannya ini akan menguatkan kita yang masih hidup.”

Pendeta itu merogoh saku jubahnya, mengambil kertas lalu membaca tulisannya keras-keras,”Pak pendeta, anda menginjak selang tabung oksigen saya.”

Moral Cerita :
Segala tindakan dan perbuatan kita setiap saat harus ekstra hati-hati, karena bisa membuat orang disekeliling kita terpengaruh atas sikap dan perbuatan kita. Lebih-lebih kita sebagai atasan dalam suatu lembaga ataupun suatu organisasi tertentu. Orang akan melihat kita, meniru kita bila kita adalah orang yang berada di depan dan menjadi teladan bagi orang banyak. Setiap saat selalu memperhatikan sikap sendiri, memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya untuk menghindari masalah yang besar.

Bocah Sukses Erami Telur
Tak ada rotan akar pun jadi. Ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan kecerdikan akal Wang Peng. Tidak ada induk ayam, bocah laki-laki asal kota Wuhan itu mengerami sendiri terhadap 13 butir telur ayam yang dibelinya hingga menetas. Bocah berusia 9 tahun itu menggunakan kehangatan tubuhnya untuk mengerami telur-telurnya. Kejadian unik ini bermula ketika Wang sengaja membuka celengannya untuk membeli 20 butir telur ayam dan akan menetaskannya dengan ayam betina yang sudah dia pelihara di rumah.

Lantaran tidak ada induk ayam, dia terpaksa menggantikan posisi si ayam betina. Pasalnya, suatu hari ayamnya diserang anjing tetangganya dan mati. Wang tidak kehabisan akal, dia meletakkan telur-telur yang sudah dibeli dengan uang tabungannya ke dalam kotak. Setiap sepulang sekolah, dia letakkan kedua kakinya di antara telur-telur itu layaknya induk ayam yang sedang mengerami telurnya. Agar lebih hangat dan tidak mudah pecah, dia tutupi telur tersebut dengan selimut.

“Yang paling sulit adalah ketika saya tertidur. Saya tidak boleh berbalik dan terlalu banyak bergerak, takut telur-telurnya pecah, “tutur Wang.
Dia benar-benar melakukan pengeraman itu seharian. Kalau pergi sekolah, telur tersebut dibungkus rapat-rapat dengan selimut dan dimasukkan kotak agar tetap hangat. Setelah 20 hari berselang, tiba-tiba Wang dikagetkan dengan suara lembut seekor anak ayam yang perlahan keluar dari kulit telur. Dia sangat bahagia. Setelah mengerami beberapa hari, 12 telur lainnya menetas dengan selamat.

Moral Cerita :
Sebenarnya segala sesuatu di dunia ini tidak ada hal yang tidak bisa diselesaikan, asalkan sabar segalanya akan beres. Pepatah mengatakan, “Tak ada hal yang tak bisa diselesaikan oleh SABAR”. Sabar kalau bicara teori memang gampang, tapi praktek itu yang tidak gampang. Namun tetap harus dijalankan, percaya pasti bisa. Karena kita setiap orang punya Roh Suci LAOMU di dalam diri kita yang Maha Sabar.

Cacingan
Krisis moneter yang melanda negeri kita saat ini ternyata berdampak sangat kuat di suatu kampong. Bahkan badan Dunia WHO sampai harus terlibat dalam masalah yang sebenarnya sudah sangat parah tersebut.
Sementara di negeri seberang sana tim WHO sudah sibuk menganalisa penyakit apa kiranya sedang mewabah saat terjadinya resesi di Indonesia, di kampong tersebut sedang terjadi kesibukan mengumpulkan para dokter ahli guna mendeteksi penyakit yang diakibatkan krisis tersebut, yaitu Dokter Clooney dari Amerika, Dokter(tabib)Wong dari Cina, dan Dokter Jhody dari Indonesia.

Sampai pada hari yang ditentukan, pilihlah 3 orang yang sangat kurus yang dianggap paling mewakili penduduk yang menderita penyakit yang bersangkutan dan ditangani oleh masing-masing dokter. Berikut petikannya,
WHO :coba anda sebutkan pada saya, penyakit apa gerangan yg diderita oleh orang pertama? (sambil menunjuk orang no.1)
Clooney :Menurut diagnosis saya, orang ini menderita penyakit kurang gizi akibat krisis moneter.
WHO :(sambil mengangguk-ngangguk dan menorehkan pena pada note booknya) cukup ilmiah. ( lalu mengajukan pertanyaan yang sama pada orang no.2)
Wong :Diagnosis kami menyimpulkan, orang kurus dan perutnya buncit tersebut, disamping kurang gizi juga menderita cacingan.
WHO :(mengangguk-ngangguk sambil coret-coret) ilmiah dan lengkap (kemudian menunjuk orang yang no.3 dengan pertanyaan yang juga sama)
Jhody :(dengan percaya diri, sambil menunjukan temuannya) selain kurang gizi dan cacingan, masih ada satu lagi. Setelah saya analisa, cacing yang ada dalam perut orang itu ternyata sangat buncit…………
WHO : Oya? Jenis cacing apa itu? Dan apa nama penyakitnya? (sangat tertarik dengan keterangan dokter Jhody)
Jhody : cacingnya tenyata cacingan juga Mister.

Moral Cerita :
Penyakit jasmani masih bisa disembuhkan dengan obat atau dokter yang mengobati kita, tapi kalau penyakit nurani itu paling bahaya dan harus disembuhkan dengan obat nurani pula. Dan penyembuhannya butuh waktu, kesabaran, ketulusan, dan yang paling penting selalu bertobat serta setiap saat berkarya dan menanam kebajikan untuk mengimpasi dosa karma.

Tuhan lupa
Seorang nenek ketika usianya menginjak 90 tahun, tiba-tiba tidak pernah pergi ke gereja lagi. Padahal, sebelumnya dia adalah jemaat yang sangat aktif.

Karena itu pendeta mendatangi rumahnya untuk mengetahui apakah dia jatuh sakit. Rupanya nenek itu masih terlihat segar bugar.

“sudah puluhan tahun nenek selalu rajin ke gereja. Tetapi, mengapa sekarang tidak pergi lagi?” Tanya sang pendeta.

Nenek itu menegok ke kiri ke kanan lalu berbisik, “ssssssssssst …………jangan bilang siapa-siapa, ya. Ketika saya berusia 80 tahun, saya merasa Tuhan akan memanggil saya. Ternyata tidak. Kemudian saya pikir saya akan mati di usia 85 tahun. Ternyata sampai sekarang tidak juga. Saya pikir Tuhan terlalu sibuk dan sudah melupakan saya. Jadi saya tidak pergi ke gereja lagi supaya Tuhan tidak teringat lagi kepada saya.”

Moral Cerita :
Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ketika kita dalam keadaan suka maupun duka Tuhan selalu menemani kita, bergembira bersama kita, menangis bersama kita. Kasih Tuhan tidak pernah pudar sepanjang masa. Kita bisa melupakan Tuhan, tapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Kita masih bisa bernafas berarti Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk terus bertobat, mengimpasi dosa karma, dan melunasi ikrar. Pesan terakhir, kita datang ke dunia bukan untuk menikmati hidup, melainkan untuk mengimpasi karma dan melunasi ikrar untuk kembali pada watak asali kita yang cemerlang.

Tawar-menawar
Seorang kaya yang terkenal pelit hendak dipanggil pulang Bapa disurga. Sebelum meninggal ia memanjatkan doa. Dalam doanya ia tawar-menawar dengan Tuhan.
“Tuhan, bolehkah hamba membawa emas milik hamba? Cuma 10 kilo saja, Tuhan” pinta si orang kaya.
“Anakku, apalah artinya emas yang kau bawa dibandingkan dengan keindahan surga,”jawab Tuhan.
“Kalau begitu, bagaimana kalo 8 kilo?” tawar orang kaya.
“Anakku, keindahan surga jauh melebihi harta yang hendak kau bawa itu,” jawab Tuhan.
“Hemm…..bagaimana kalo 5 kilo saja Tuhan?”
“Baiklah, Anakku, Silakan kau bawa emas milikmu seberat 5 kilo,”jawab Tuhan bijaksana.
Tak lama berselang, si orang kaya tersebut menghembuskan nafas yang terakhir. Sesuai perjanjian dengan Tuhan, ketika masuk surga ia memboyong emas miliknya seberat 5 kilo.
Namun bukan main terkejutnya orang kaya tersebut ketika ia mengetahui bahwa semua jalan di surga tersebut terbuat dari emas yang bertabur permata. “kalau tahu begini buat apa aku capek-capek membawa emasku ini.” Gerutu si orang kaya.
Dan akhirnya memutuskan membuang emasnya dipinggir jalan. Namun perbuatannya itu sempat terlihat oleh salah seorang malaikat surga. Buru-buru sang malaikat menghampiri si orang kaya lalu menegur,”Hei jangan buang sampah sembarangan ya!!!!”

Moral Cerita :
Segala macam keindahan di dunia ini tidak akan bisa dibandingkan dengan keindahan di Nirwana. Kebahagiaan di dunia ini tidak akan bisa dibandingkan dengan kebahagiaan di Nirwana, karena semua yang ada di dunia adalah sementara. Oleh karena itu, jangan tercekat dengan segala macam fenomena di dunia ini karena dia fana adanya. Hanya keindahan dan kebahagiaan di Nirwana yang kekal abadi.Mari manfaatkan yang fana ini untuk mencapai yang sejati.

Seorang Atheist dan Seekor Beruang
Seorang Atheist sedang berjalan di tengah hutan. "Wah! Sungguh indah pohon-pohon, sungai dan binatang-binatang di sini!" katanya sambil menikmati pemandangan di sekelilingnya.

Saat sedang berjalan dipinggiran sungai, tiba-tiba ia mendengar suara dari balik semak. Seekor beruang besar setinggi 2 meter muncul menyerangnya. Dia berusaha lari, tapi malah tersandung dan tersungkur ke tanah. Pada waktu ia berusaha untuk bangun, ia melihat beruang itu sudah tepat diatasnya dengan cakarnya yang sudah siap merobek-robek.

Si Atheist kontan menjerit, "O Tuhaaannn...!!!" dan mendadak waktu berhenti. Beruang itu menjadi diam, aliran sungai terhenti dan seisi hutan menjadi sepi. Seberkas sinar muncul menerpa wajah dan suara dari langit terdengar, katanya, "Selama ini kau menentang-Ku, menghasut semua orang bahwa Aku ini tidak ada, serta menyangkal semua ciptaan-Ku. Berani-beraninya kau menyebut nama-Ku untuk minta tolong! Haruskah Aku menolongmu?"

"Mungkin terlalu munafik dan tidak adil bagi-Mu jika aku mendadak meminta untuk menganggapku orang Kristen dan langsung menolongku", jawab si Atheist, "tapi sudikah Kau menjadikan beruang ini Kristen?" Suara itupun menjawab, "Baiklah".

Sinar surgawi itupun lenyap dan seketika itu juga semua kembali seperti semula. Beruang itu masih berdiri di depan si Atheist namun tidak jadi menyerangnya, malah melipat kedua cakarnya, menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ya Tuhan, berkatilah makanan yang sudah tersedia di depanku ini... agar menjadi kekuatan bagiku untuk memuliakan nama-Mu... Amin.."

Moral Cerita :
Janganlah sekali-kali meragukan keberadaan Tuhan. Tuhan senantiasa menemani kita baik dalam keadaan suka cita maupun duka cita. Dan ingat, Tuhan selalu memperlakukan kita secara adil. Apapun yang terjadi pada diri kita, itulah pengaturan terbaik dari Tuhan yang harus kita terima.

Bagaimana Bisa Masuk Sorga?
Seorang guru sekolah Minggu bertanya kepada anak-anak.

“Bila saya menjual rumah dan mobil saya, dan menjual semua barang milik saya dan memberikannya kepada gereja, apakah saya akan masuk sorga?”
“TIDAK!” jawab anak-anak itu.
Bila saya membersihkan gereja setiap hari, memangkas rumput di halamannya, dan membersihkan serta merapikan semuanya, apakah saya akan masuk sorga?”
Lagi, jawab mereka adalah, “TIDAK!”
“Baik, bila saya menyayangi semua binatang dan memberikan permen kepada semua anak dan mengasihi istri saya, apakah saya akan masuk sorga?”
Lagi, mereka semua menjawab, “TIDAK!”
“Jadi, bagaimana saya bisa masuk sorga?” Seorang anak berumur lima tahun berteriak, “ANDA HARUS MATI!”

Moral Cerita :
Moral Cerita : Apakah benar kita di dalam Membina Ketuhanan harus meninggalkan dunia ini baru bisa mencapai kesempurnaan? Apakah benar dengan mendapatkan Satu Petunjuk Suci Guru Sejati bisa membuat kita terbebas dari Samsara dan Tumimbar Lahir-Mati? Dibawah ayoman Firman Tuhan, jawabannya “YA”. Dan dibawah Sumpah Agung serta Maha Kasih Buddha Maitreya, Jawabannya “YA”. Dengan mendapatkan Satu Petunjuk Suci Guru Sejati, terbebaslah kita dari samsara dan tumimbar lahir-mati, dan dalam satu kehidupan membina pasti bisa mencapai kesempurnaan tanpa harus meninggalkan dunia inipun bisa mencapai Kebuddhaaan. Akhir kata semua ini kembali pada IMAN kita. PERCAYA???

Jalan ke Sorga
Seorang Pendeta tiba di suatu kota kecil untuk melakukan suatu pelayanan di sana. Ia perlu mengirimkan sebuah surat, maka ketika ia melihat si kecil Toni, ia lalu bertanya tentang arah ke kantor pos kepadanya.
Setelah menyatakan terima kasih, pendeta itu berkata, “Kalau kamu mau datang ke gereja sore ini, aku akan memberitahukan kepadamu tentang jalan menuju sorga.”
Toni menjawab, “Bagaimana mungkin Bapak tahu jalan ke sorga, sedangkan jalan ke kantor pos aja tidak tahu.”
Moral Cerita :
Segala hal sampai yang sekecil-kecilnya harus diperhatikan dengan baik, apalagi kita sebagai pemimpin yang jadi panutan bagi orang banyak. Bagaimana kita bisa menuntun orang kalau kita sendiri ragu dengan kebenaran itu.

Suaramu Merdu Sekali
Ada seekor burung gagak berdiri dengan riangnya di atas sebuah dahan pohon. Dia sudah siap menyantap makan siangnya yang lezat. Saat itu di mulutnya sudah ada makanannya. Kebetulan waktu itu, lewatlah seekor rubah di tempat itu. Begitu sang rubah melihat makanan yang lezat di mulut burung gagak itu, timbullah hati serakah untuk menyantap makanan di mulut burung gagak.

Oleh sebab itu, sang rubah mengedipkan matanya sambil berkata kepada burung gagak,”Selamat siang, nona, apa kabar?” Burung gagak melihat sang rubah sedikit pun tak bergeming.

Kemudian sang rubah berkata lagi,”Nona, bulumu cantik sekali!”Burung gagak masih tak bersuara.

Sang rubah kembali memuji burung gagak,”Nona, suaramu merdu sekali. Coba nyanyikan sebuah lagu buatku.”

Begitu mendengar pujian sang rubah, burung gagak langsung bersuara,”Wa …….”

Seketika itu juga, makanan di mulutnya jatuh ke bawah …..

Moral Cerita :
Dalam segala hal kita perlu cermat, jangan cepat percaya pada ucapan orang lain, kita harus hati-hati agar tidak gampang dibohongi. Selain itu jangan terlalu bangga akan diri sendiri. Kalaulah orang lain memuji diri kita, jadikanlah itu sebagai cermin, apakah saya memang sebaik itu. Kalaulah memang betul, bersikap wajarlah, jangan lupa diri. Sebaliknya kalau kita tidak sebaik apa yang dikatakan orang, maka kita harus berwaspada menilik diri, jangan karena pujian orang lain lalu membuat kita menjadi bangga dan angkuh yang akhirnya membuat diri sendiri semakin tersesat.

Bapa-Ku Paling Hebat
Siomi bersama teman bermainnya sedang membanggakan bapak masing-masing.
“Bapakku hebat. Dia pembuat sirup tersegar di kota ini. Mau coba?” Kata anak pertama.
“Bapakku lebih hebat. Dia pembuat anggur paling berkualitas di kota ini. Tapi kita masih anak-anak tak boleh minum!” Kata anak kedua.
“Bapa-Ku paling hebat. Dia pembuat bapamu dan bapamu. Kalian boleh memilikiNya sekarang juga.” Kata Siomi.
Moral Cerita :
Iman dan kebaikan hati yang ditanamkan sejak dini, akan berakar dengan lebih kuat di kemudian hari.

KARYA TUHAN
Seorang anak laki-laki sedang bercermin bersama ayahnya. Dia melihat bayangan wajahnya di cermin lalu menatap wajah ayahnya.
Anak itu lalu bertanya, “Apakah Tuhan menciptakan ayah?”
“Tentu saja, nak,” jawab sang ayah.
“Apakah Tuhan juga menciptakan saya?” lanjutnya.
“Betul,” jawab ayahnya terharu.
Anak itu lalu melihat lagi ke cermindan berkata, “Tampaknya Tuhan bekerja semakin baik dari hari ke hari.”
“Ha… ha… bisa saja kamu. Makanya kamu harus lebih baik dari ayah, ya nak!” Jawab Sang Ayah dengan bahagia.

Moral Cerita :
Sebagai seorang pembina, kita pun harus berjuang untuk semakin baik dari hari ke hari. Semakin dekat dengan Laomu dan Maitreya. Semakin mengenal nurani dalam diriku. Semakin terpanggil untuk berkarya dalam nurani. Betapa indah perjuangan hidup yang seperti ini. Betapa bahagia! Saudara, mari kita bangkitkan semangat, manfaatkan hidup yang terbatas ini dengan arif dan kasih. Mari kita berjuang bersama-sama!! Jia You!!! Mile Ai Nin.. Mile Ai Wo… Mile Ai Women…..

Tuhan di Mana?
Sumber : Humor Ceria
Ada dua anak yang sangat bandel. Kedua orangtuanya kewalahan mendidik mereka. Suatu hari orangtua mereka mendengar ada guru agama yang pandai mendisiplinkan anak nakal. Mereka mengundang guru itu datang ke rumah mereka.

Setelah mendengar penjelasan dari orangtua, guru agama itu ingin berbicara empat mata dengan tiap anak.
Pertama, dia berbincang dengan sang adik di dalam kamarnya.
“Tuhan ada di mana?”, tanya guru agama itu lembut. Bocah itu diam saja.
“Tuhan ada di mana?!”, tanya guru itu dengan suara lebih keras. Bocah itu diam dan wajahnya mulai pucat.
Akhirnya guru itu mulai tak sabar. Dia mengulangi pertanyaannya dengan suara yang semakin keras, “TUHAN ADA DI MANA…???”
Bocah itu terkejut. Dia malah berlari menuju kamar kakaknya sambil menangis. Sang kakak menjadi heran dan bertanya, “Apa yang terjadi, dik?”
Sang adik menyeka air matanya, lalu berkata, “Sekarang, kita mendapat masalah besar, kak! Tuhan menghilang dan mereka mengira kita yang menyembunyikannya.”

Moral Cerita :
Kenakalan seorang anak kecil tentu harus dihadapi dengan kesabaran yang panjang dan kasih yang lembut. Karena pada dasarnya jiwa mereka lembut, mereka masih lugu, seringkali tidak menyadari bila mereka sedang melakukan kesalahan di dalam proses pertumbuhan mereka. Bagaimana kita sebagai seorang dewasa yang berada di sekelilingnya, berusaha menjadi pembimbing yang arif dan kasih bagi mereka. Yaitu untuk membantu mereka bertumbuh secara benar, sehingga kelak ketika mereka beranjak menjadi dewasa pun mereka dapat menjadi seorang dewasa yang penuh pengertian dan kasih. Ini tugas kita. Karena dunia, kekurangan manusia-manusia ‘Kasih’.

Tempat Tukerin Duit Ya…
Waktu dollar sedang hot-hotnya, banyak orang yang membuat lahan tersebut menjadi bisnis sampingan.

Tidak heran pada waktu itu hampir semua money changer (penukaran uang) pada penuh semuanya, untuk berebutan nukerin dollar dengan rupiah.
Pada saat itu, seorang bapak dengan lugu memasuki money changer, ikut antri, pas di depan loket dia bilang : “Mbak mbak..., mo' nanya nih. Di sini tempat tukerin duit ya...???”
Lalu mbak tersebut bilang, “Iya, mo' tukerin berapa...? “
Si bapak bilang : " bisa tukar koin telepon nggak ? "

Moral Cerita :
Dalam meneladani pribadi Sang Maitreya - Mahakasih Lugu Polos. Mungkin selama ini kita lebih mudah untuk memberi kasih, dari pada bersikap lugu terhadap kasih yang telah kita pancarkan. Bagaimana agar kita dapat memancarkan keluguan yang pas atas kasih yang kita berikan, keluguan yang tepat pada tempatnya, sehingga dapat menbawakan kedamaian dan kenyamanan bagi orang lain, ini perjuangan! Cia You!!!

Sakit Parah
Seorang ayah hendak menyampaikan pesan terakhir untuk ketiga anaknya yang berurai air mata…
Pasien : A Hua...
A Hua : I..iiya Pih saya disini
Pasien : A Siang
A Siang : I..iiya Pih saya disini
Pasien : A Liem
A Liem : I..iiya Pih saya disini
Pasien : Lho, kalian semua di sini... siapa yang jaga toko??

Moral Cerita :
Pada saat kita ingin memperjuangkan hak kita, bersamaan dengan itu janganlah melupakan kewajiban kita… Ok?

Kompetisi Drakula
Tiga drakula berkompetisi, siapa yang paling jago. Drakula termuda dapat kesempatan duluan. Dia lari secepat kilat. 10 menit kemudian dia balik dengan muka berlumuran darah. Sambil menyeringai dia berkata, "Kalian lihat desa di seberang bukit itu?" Yang dua mengangguk, "Iya, lihat!”
“Desa itu... habiissss!! Hahahaha....” sambil ketawa garang.
Mendengar itu drakula yang paling tua panas hati... dia juga pergi sekelebat, terus 5 menit sudah balik, mukanya juga penuh cucuran darah. "Kalian lihat kota yang itu ?" katanya bangga. "Iya, lihat!", yang dua mengangguk berbarengan.
“Kota itu juga udah habiiissssss!!!!", kata yang paling tua sambil tertawa seram.
Akhirnya drakula terakhir tambah panas, nggak tahan untuk unjuk kebolehan. Dia lari sekelebat. Temannya yang dua terperanjat, soalnya belum sampai dua menit dia sudah balik, dengan penuh cucuran darah di mukanya... Temennya yang dua keselek, "Sadis amat nih drakula! Sangar amat... Cuma dua menit...". Sambil ngos-ngosan dia teriak, "Kalian lihat tiang listrik itu?" Kedua temennya sambil terkagum-kagum menjawab, “Lihat! Lihat! Lihat! Kenapa?"
"Gua kagak lihat!!!!" Jawab drakula terakhir sambil meringis nahan luka di mukanya.

Moral Cerita :
Hati manusia sekarang penuh dengan persaingan, melihat orang lain memiliki kemampuan yang lebih, kita sulit untuk menerimanya. Karena itu kita juga tak mau kalah. Dalam hati hanya berpikir bagaimana saya bisa mengalahkan orang lain, sehingga asal labrak saja tanpa memperhatikan hal-hal yang lain.

Bangun Pagi
Sumber : Ketawa Bukan Berarti Gila
Sudah dua hari Edwin marahan sama istrinya. Kalau sudah marahan begini, biasanya mereka tidak saling tegur, apalagi saling bicara. Memasuki hari kelima “marahan” mereka, Edwin tetap enggan bicara, apalagi istrinya tetap ogah ngomong. Tapi celakanya besok pagi Edwin ada janji penting. Artinya, besok dia harus bangun pagi. Padahal Edwin paling sulit bangun pagi. Karena mereka masih marahan, sedangkan besok harus bangun pagi, maka dia cari akal bagaimana caranya supaya istrinya mau membangunkannya, tapi tanpa harus berbicara dengan istrinya.

Edwin mengambil secarik kertas dan ditulisnya pesan untuk istrinya,”Besok pagi saya ada rapat, tolong bangunin jam 6!” Diletakkannya kertas itu di atas meja rias istrinya, kemudian dia langsung tidur. Ketika keesokan paginya ia bangun, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Alangkah murkanya Edwin, karena ia tidak dibangunkan istrinya. Masih dalam keadaan kecewa dan emosi, ia menghampiri meja rias istrinya. Di situ ia menemukan secarik kertas yang sudah ditulis istrinya,”Bangun … bangun, sudah jam 6 pagi!!”

Moral Cerita :
Suatu kesalahpahaman mungkin saja terjadi jika tidak adanya komunikasi. Karena itu komunikasi dua arah dan terbuka sangatlah penting untuk membangun suatu hubungan yang harmonis.

Celaka 13
Sumber : Ketawa Bukan Berarti Gila
Ada 3 orang professional peserta sebuah seminar yang bernama Edwin, Jhody, dan Wanto menginap di sebuah hotel berbintang lima. Mereka bergabung di kamar Suite mewah di lantai 75 dari 100 lantai. Setelah mengikuti seminar yang melelahkan sampai malam, mereka pulang kembali ke hotel mereka. Ternyata namanya apes, semua lift di hotel itu macet total.

Mereka sudah cukup lelah untuk menunggu lalu mereka sepakat naik menggunakan tangga darurat menuju kamar. Sambil berjalan menuju pintu tangga darurat, Edwin punya usul,”Supaya kita tidak bosan naik tangga sebegitu banyak, bagaimana kalau mulai lantai 1 sampai 25 saya akan menyanyi lagu, lalu Jhody akan menceritakan cerita yang lucu-lucu mulai lantai 26 sampai 50, dan akhirnya Wanto menceritakan mengenai cerita sedih mulai lantai 51 sampai 75.” Jhody dan Wanto,”Boleh juga daripada nanti kita bosan.”

Edwin mulai menyanyi dengan baik, …. lantai 25 sudah terlalui. Kemudian, mulailah Jhody melucu, … tidak terasa lantai 50 hampir selesai … akhirnya sampai ke lantai 51 …

Mulailah Wanto menceritakan cerita sedihnya. Wanto bilang,…”Saya mulai cerita sedih saya yang pertama saya …. yaitu ….”SAYA LUPA MEMBAWA KUNCI KAMAR KITA YANG TERTINGGAL DI MOBIL!!!!!!!!!!

Moral Cerita :
Saat melakukan sesuatu cermatilah segala sesuatu apakah sudah lengkap atau belum. Jangan sampai sudah melakukan perjalanan yang panjang, tapi karena kelalaian suatu hal akan membuat semua perjuangan di depan menjadi sia-sia.

Hati-Hati di Lift Pulang Malam
Kisah yang sangat menyeramkan dan mengerikan ini terjadi pada seorang staf laki-laki yang bekerja di lantai 12 Graha Elnusa di TB.Simatupang, Jakarta Selatan.

Tadi malam (hari Kamis, malam Jumat) beliau bekerja lembur dan terpaksa pulang agak larut malam sekitar jam 21.00 sendirian. Sampai di depan lift, dia pun menekan tombol untuk turun. Kemudian pintu lift terbuka tanpa ada siapa pun di dalammnya. Dia masuk dan menekan tombol B1 untuk menuju Basement. Tetapi entah kenapa lift ini bukannya turun melainkan terus naik ke atas. Lift berjalan terus hingga ke lantai 16 kemudian berhenti dan terbuka. Ketika pintu lift terbuka, ada seorang wanita cantik jelita dan menawan sekali tersenyum manis dan masuk ke lift.

Si staf laki-laki tersebut merasa heran …. Karena dia merasa tidak pernah melihat perempuan tersebut selama dia bekerja di gedung tersebut. Perempuan tersebut masuk dan berdiri di belakangnya. Sesaat kemudian tercium wangi bunga melati, maka dia pun bertanya-tanya dalam hati ….. siapa perempuan tersebut dan kenapa sudah malam begini belum pulang ke rumahnya. Mau disapa terasa malu, akhirnya masing-masing terdiam.

Dalam suasana hening dan sunyi itu, lift turun perlahan setingkat demi setingkat. Tapi ketika sampai pada lantai 10, tiba-tiba lampu lift padam dan lift berhenti. Seketika itu dia mencium aroma bau yang teramat busuk, yang mengganggu hidungnya. Dan bulu romanya merinding.

Dia pun langsung berkeringat dingin dan ….. sebisa-bisanya membaca ayat-ayat suci yang terlintas di kepalanya sambil memberanikan diri dan perlahan-lahan menoleh ke belakang setelah lampu lift menyala. Dan apa yang … dilihat ….? Tiba-tiba saja, perempuan yang berada di belakangnya tertawa malu ... dan berkata,”Maaf ya, Mas, saya kentut.”

Hihihihi ……. Serius banget bacanya ……

Moral Cerita : Dalam menghadapi sebuah masalah atau kejadian, jangan kita langsung berprasangka buruk, tetapi amatilah peristiwa itu terlebih dahulu sehingga kita baru bisa mengetahui kejelasan dari masalah atau kejadian itu.

Gaji Dolar
Sumber : Kiriman dari Irwan
Suatu hari ada pemuda melamar ke suatu perusahaan angkutan kota. HRD Manager : "Apabila Saudara diterima di perusahaan ini, berapa gaji yang Saudara harapkan?"
Pemuda : "Saya ingin gaji dalam US dolar saja, pak. Tidak usah terlalu tinggi, cukup 10.000 USD saja"
HRD Manager : "Boleh juga, sesuai dengan jabatan yang Saudara lamar.
Ehm ... bagaimana kalau perusahaan menawarkan lebih banyak: kami sediakan mobil Mercedes lengkap dengan supirnya, rumah di Pondok Indah dengan kolam renang, liburan setiap akhir minggu ke Bali, cuti 12 hari setiap akhir tahun ditambah bonus 12 kali gaji?"
Pemuda (dengan rasa girang campur tidak percaya): "Ah, jangan bercanda, Pak!" HRD Manager : "Lho ... kan Saudara duluan yang mengajak bercanda ... !!!"

Moral Cerita :
Jangan selalu menuntut sesuatu, sebelum kamu berintrospeksi diri .

Doa
Dua bocah kakak beradik sedang berdoa menjelang tidur. Sang adik mengadahkan tangan sambil mendongak, lalu berteriak,
"TUHAN, AKU INGIN BAJU BARU, SEPEDA BARU, DAN NINTENDO BARU!"
Keheranan, kakaknya berkata, "Kau tak perlu berteriak keras-keras untuk meminta sesuatu pada Tuhan. Tuhan tidak tuli."
Sang Adik menjawab, "Memang, tapi pendengaran ibu sudah berkurang."
Moral Cerita :
Kebanyakan manusia hanya tahu memohon dan memaksa agar permohonannya harus dikabulkan.

Siapa Penemu Benua Amerika?
Di sebuah kelas terjadi dialog antara guru dan seorang murid.
"Devi, coba buka atlas dan carilah benua Amerika!"
Devi membuka dan kemudian menunjuk dengan benar, "Ini Pak."
"Bagus sekarang jawab pertanyaanku. Siapa yang menemukan benua Amerika itu ?"
Devi bingung dan menatap wajah gurunya, lalu menjawab, "Saya, beberapa detik yang lalu..."
Moral Cerita :
Kadang kala kita menjawab pertanyaan dari orang lain, kita asal menjawab saja tetapi tidak berusaha memahami makna dari pertanyaan itu.

Tukang Pembersih di Microsoft
Seorang laki2 pengangguran melamar sebagi tukang pembersih di Microsoft.
Personalia men-test dia (membersihkan lantai) dan menginterview. Lalu dia mengatakan: "anda diterima, berikan email anda, kami akan mengirim dokumen yang diperlukan. Laki2 itu bilang bahwa dia tidak memiliki komputer dan juga email. Personalia lalu mengatakan bahwa tanpa email, laki2 tersebut tidak exist secara virtual dan tidak bisa dipekerjakan. ,p> Laki2 itu meninggalkan gedung dengan kecewa dan hanya memiliki $10 di kantong. Dia lalu pergi ke Supermarkt terdekat dan membeli 10 kg tomat. Lalu dijualnya tomat tersebut door to door dan habis dalam 2 jam. Dengan demikian dia melipat gandakan kapital nya. Lalu diulangnya aksi tersebut sebanyak 3 kali dan akhirnya memiliki uang sebanyak $160. Dengan itu dia sadar, bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara itu. Lalu dikerjakannya dengan sungguh2.

Setiap hari dia dapat melipat gandakan kapitalnya. Setelah beberapa waktu dia membeli mobil dan mendistribusikan dagangannya dengan mobil tersebut.
Dalam 5 tahun dia bisa menguasai Supermarket Chain terbesar di USA.

Dia mulai memikirkan masa depan dan ingin membuat asuransi untuk keluarganya. Dipanggilnya sales asuransi dan membicarakan rencannanya. Seusai pembicaraan sales tersebut menannyakan email laki2 tersebut. Dia menjawab lagi, bahwa dia tidak memiliki komputer dan email adress.

Sales tersebut berkata: "Aneh, anda membangun perusahaan besar, tapi tidak memiliki email. Bayangkan apa yang anda bisa perbuat jika anda memiliki komputer dan email." Laki2 itu menjawab: "Jadi tukang bersih2 di Microsoft"

Lesson 1: Internet tidak bisa menyelamatkan diri anda
Lesson 2: Kalau anda ingin kerja di Microsoft anda perlu Email address
Lesson 3: Tanpa Internet anda bisa menjadi miliarder dengan kerja keras
Lesson 4: Karena anda menerima cerita ini dengan email, kemungkinan peluang anda menjadi tukang bersih2 akan lebih besar daripada menjadi milyarder

Moral Cerita :
Kadang kala didalam membina, banyak masalah yang dapat membuat kita berhenti melangkah dan menyelesaikan masalah itu. AKan tetapi bagi orang yang dapat merubah niat dan pikirannya dengan sungguh-sungguh maka Tuhan tidak akan pernah membiarkannya berhenti. Tetapi sebaliknya akan memberikan peluang yang sangat luas untuk tetap teguh dan maju lebih dan lebih.

LUPA
Seorang kakek2 umuran 80 th masuk kedalam sebuah bar.
Setelah memesan minuman si kakek tsb menangis, yg kemudian didatangi bartender.
"Ada apa pak?" tanya bartender.
"Saya baru pulang bulan madu dengan istri saya yang baru" kata sikakek.
"lho, bukankah itu bagus, dan bapak pasti senang sekali", kata bartender.
"Saya baru saja menikahi seorang instruktur aerobik yg sangat cantik.
Hidup dengannya merupakan suatu hal yg sangat luar biasa.
Dia adalah wanita yang paling cantik didunia, dan bisa hidup berdua dengannya merupakan suatu hal yg sangat berharga dalam hidup saya" jelas si kakek sambil menangis. "Terus kenapa bapak menangis?" tanya si bartender. "SAYA TIDAK INGAT DIMANA KAMI TINGGAL"......

Moral Cerita :
Setiap Manusia memiliki dosa karma. Yang mana telah dibawa berkalpa-kalpa tahun lamanya. Akan tetapi dengan adanya pintu nurani yang telah terbuka lebar oleh cahaya terang Buddha Maitreya. Dengan membina Ketuhanan yakinlah jalan kita menuju kebahagiaan abadi akan dapat diraih. Tinggalkanlah semua kefanaan duniawi yang hanya membawa kebahagiaan fisik sementara.